Pengharapan di tengah-tengah pergumulan yang berat.

Pukul 3 pagi saya terbangun dan Tuhan mengingatkan saya dengan Rahab,seorang wanita yang mempunyai profesion yang tidak baik.Sepanjang hidupnya ia menjual tubuhnya untuk mencari wang.Tetapi anda akan menemukan namanya dalam garis keturunan Yesus Kristus.(Mat 1:5).

Salmon memperanakan Boas dari Rahab,Boas memperanakan Obed dari Rut,Obed memperanakan Isai.

Perhatikan kehidupan para pahlawan iman(ibrani 11)bila anda belum yakin.Allah menyebut mereka secara khusus.Tetapi jelas Ia tidak membicarakan moralitas mereka.

Sebagai contoh,kita lihat Abraham.Sarah,isterinya seorang wanita cantik,dan Abraham takut bahwa dalam negara-negara kafir di mana ia tinggal,para penguasa akan membunuhnya untuk mendapatkan isterinya,seperti yang sering mereka lakukan.Lalu pendekatan berani apakah yang dilakukan terhadap persoalan ini?
Dua kali ia menipu mereka untuk menyelamatkan nyawanya (Kej 12:13;20:2).

Walaupun sebenarnya Sarah adalah saudara tirinya,kebenarannya yang setengah-setengah itu merupakan suatu kebohongan sebab hal itu merupakan suatu percobaan yang disengaja untuk menipu.Allah harus mengirimkan suatu bala penyakit pada Firaun Mesir untuk menolong Sarah dari perzinahan.
Mudah sekali untuk menyebut Abraham seorang pengecut dan pembohong setelah mendengar cerita itu,bukan?Tetapi Allah menyebutnya,Abraham yang Ku-kasihi (Yes 41:8).

Dan Allah memakai dia untuk memulai suatu bangsa.Jika anda mau memeriksa buku-buku sejarah,anda akan jarang menemukan nama-nama pendiri suatu bangsa.Sebenarnya begitu jarang sehingga tiga agama besar menganggap Abraham sebagai bapa mereka.

Bagaimana dengan Daud?Alkitab dan Hollywood telah merekam secara terperinci bagaimana nafsunya terhadap isteri Uria,dan setelah ia berzinah dengan wanita itu,Daud menyuruh Uria,suaminya maju ke medan perang supaya ia mati dalam peperangan,dengan demikian Daud menutupi apa yang telah diperbuatnya.Tetapi Allah berkata kepadanya,”Aku telah mendapat Daud bin Isai,seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku (Kis 13:22).

Orang-orang ini dihargai oleh Allah bukan karena kehidupan mereka yang benar atau moral mereka yang hebat.Allah menghargai mereka sebagai orang yang berharap kepada-Nya.Mereka adalah orang-orang beriman.Sebagai akibatnya mereka berkenan kepada Allah.Ketika mereka naik ke sorga,tentunya Allah telah menyambut mereka masing-masing dengan perkataan,”Baik sekali perbuatanmu itu,hai hamba-Ku yang baik dan setia.”

Banyak orang kudus yang penuh perjuangan,pengorbanan diri dan benar,yang memegang seluruh hukum dan mengikuti setiap aturan moral,tidak diberi sambutan seperti itu dari Allah.Tidak adil?Bukan,sebab Allah tidak pernah meminta kita untuk melaksanakan tugas kita melalui kerja keras.Ia ingin mengisi hidup anda dengan kuasa-Nya,dan kasih-Nya dan kebaikan-Nya.Satu-satunya jalan yang memungkinkan ialah dengan BERIMAN kepada-Nya.

Suatu ketika saya pernah menghakimi seseorang di dalam hati karena mempunyai pekerjaan yang tidak baik.Namun,tanpa kerjanya tentu keluarganya tidak dapat makan.Dia boleh memilih antara dua.Membiarkan keluarganya kebuluran atau meneruskan pekerjaannya.

Akhirnya,Tuhan menjawab persoalan saya apabila suatu ketika saya terjepit.Sebenarnya saya paling tidak suka berhutang.Saya beranggapan berhutang itu perkara yang memalukan.Saya hanya ada satu jalan keluar ketika itu iaitu berhutang.Kalau tidak ,mungkin kami tiada makanan hari itu.
Saat itu saya teringat cerita tentang Rahab yang dihargai oleh Tuhan bukan karena dia baik.Meskipun mempunyai profesion yang dibenci orang,namun dia berharap kepada Tuhan yang akhirnya membebas dan menyelamatkannya bersama dengan keluarganya.

Saat ini masih ada penyanyi-penyanyi Kristen yang kita dengar masih mencari nafkah dengan memenuhi undangan di mana-mana.Ada seorang bekas artis Indonesia yang percaya Yesus bersaksi bahawa dia masih memenuhi panggilan untuk menyanyi di majlis –majlis perkahwinan dan sebagainya.Hanya itulah satu-satunya jalan dia mencari nafkah di tempat yang sukar untuk hidup.Ketika dia bernyanyi,Tuhan memberi dia hikmat sehingga dapat mempersatukan pasangan suami-isteri yang sedang dalam “krisis”.Menerusi lagu-lagu yang dia dendangkan,mereka akhirnya bersatu kembali.

Bila kehidupan yang anda jalani penuh dengan beban dan kesukaran hidup yang terhalang oleh kebutuhan dan keinginan hati yang tidak terpenuhi,bukankah itu disebabkan anda berusaha dengan kekuatan diri anda sendiri dan bukan berharap kepada Allah?Walaupun Allah tidak menjanjikan suatu kehidupan yang bebas dari kesukaran,kebanyakan dari kita malahan mendatangkan kesulitan karena gagal menggunakan iman.

Gideon menamakan Allah sebagai jawaban atas kebutuhannya ketika Allah memanggilnya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan orang Midian.Ia memanggil-Nya,”Tuhan itu keselamatan”(Hak 6:24).Pada dasarnya Gideon bukan seorang pahlawan.

Ketika Allah mengutusnya,ia tidak bergabung ke dalam suatu kelompok revolusioner setempat yang merencanakan untuk menumbangkan kekuasaan orang Midian.Ia bahkan tidak sedang mendoakan hal itu di khemah.Ia sedang bersembunyi di tempat pemerasan anggur,sedang mengirik gandum untuk keluarganya dan berharap bahwa orang Midian tidak akan menemukannya dan memukulnya.Tak seorang pun yang lebih hairan daripada Gideon ketika Malaikat Tuhan berkata kepadanya,”Tuhan menyertai engkau,ya pahlawan yang gagah berani”(6:12).

Pahlawan yang gagah berani?Siapa,saya?Apakah Engkau yakin bahwa engkau sedang berbicara kepada orang yang benar?Hal-hal inilah yang pasti difikirkan Gideon.

Tetapi Tuhan memberikan jaminan kepadanya,”Selamatlah engkau,jangan Takut”(6:23).Gideon memilih untuk menerima sumber kedamaian hati yang ditawarkan Allah kepadanya,dan mendirikan mezbah dan menamai-Nya:”Tuhan itu keselamatan”(6:2).

Allah tidak hanya memberinya rasa damai,Allah kemudian juga memberikan kemenangan atas orang Midian.”Tanpa iman tak mungkin orang berkenan kepada Allah.Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah,ia harus percaya bahwa Allah ada “(Ibr 11:6).

Melayani dengan Roh “Elia”

Pada prinsipnya Tuhan kini sedang mencari orang-orang seperti Nabi Elia untuk menggenapi nubuat dalam Maleakhi 4:5-6:“Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.”

Saya tahu bahawa ayat Alkitab ini mempunyai berbagai penafsiran profetik,namun saya percaya bahwa akan ada orang-orang yang mempunyai roh sebagai pembimbing yang akan mempersiapkan Elisa-Elisa zaman akhir-orang-orang yang dibimbing itu.Roh Elia itu akan menyembuhkan hubungan antara generasi yang satu dan generasi lainnya.Tuhan adalah Allah Abraham,Ishak dan Yakub,dan karena itu Ia adalah Allah dari tiga generasi (lihat Kis 3:12-13).Karena tidak adanya pebimbingan yang benar,hubungan antara generasi itu terluka.Apabila para Abraham di dalam gereja tidak melatih generasi bawahnya,kemudian para Abraham tersebut menjadi iri hati melihat karya Allah melalui generasi di bawah mereka itu,tentu tidak akan terjalin kerja sama yang baik dalam gereja.
Di sisi lain dapat dikatakan juga,bahwa di mana generasi Ishak kurang menghargai generasi Abraham (artinya,mereka kurang respek terhadap para pemimpin yang mendahului mereka),maka tidak akan ada berkat yang dilimpahkan kepada Ishak-Ishak yang terdapat di dalam gereja.Lalu,jika hal-hal yang saya gambarkan ini terjadi,bagaimana pula harapan untuk generasi Yakub untuk dapat menerima semua berkat dan menjadi manusia seutuhnya?
1 Korintus 4:15,”Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus,kamu tidak mempunyai banyak bapa”,…(Cindy Jacobs).

Seorang ayah mungkin tidak senang jika teman-temannya sukses yang lebih besar darinya, namun jika salah satu anaknya yang lebih sukses,seorang ayah sejati akan merasa bahagia.Ini adalah jenis kepemimpinan kebapaan yang diperlukan di dalam gereja Yesus saat ini.

Saya telah meminta Allah untuk membantu saya mempraktekkan kepemimpinan semacam itu di antara sesama hamba Tuhan yang bekerja di dalam organisasi kami.Saya senang sekali apabila mendengar laporan tentang apa yang Tuhan telah lakukan dan bagaimana Dia telah memakai mereka untuk menggoncangkan kota-kota dan melihat stadion-stadion penuh dengan orang-orang yang lapar akan Allah.~Peter Youngren

The Gift of Prophecy

(Setelah mendapat beberapa komen yang agak tegang tentang beberapa hamba Tuhan yang disyaki sebagai nabi palsu saya berdoa dan Tuhan mempertemukan saya dengan ayat-ayat yang relevan dengan persoalan yang diberi.Mimpi hanya seperti jerami namun firman Tuhan adalah gandum.Jadi jangan lebihkan mimpi anda lebih dari firman Tuhan.Walau bagaimanapun, kita tidak boleh mengganggap rendah nubuatan dan firman Tuhan.Moga ini menjadi berkat bagi anda dan saya.~Ribka Christ)

Satu Tesalonika 5:19-20 mengatakan,”Jangan padamkan Roh,dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.”Tuhan menasihatkan kita untuk jangan memandang rendah kepada pewahyuan profetik,dan jangan sekali-kali mengabaikan pengajaran,nasihat atau peringatan yang berasal dari ilham Tuhan.
Kita membaca bahawa nabi-nabi dalam Perjanjian Baru hanya bernubuat secara “tidak sempurna” (1 Kor.13:9).Sekalipun seorang nabi bernubuat dengan benar,tanpa menyaring atau menyesuaikan apa yang mereka dengar dari Roh Kudus dengan perasaan,pikiran dan pandangan pribadi mereka,saya tidak percaya ada satu pun di antara mereka yang 100 persen tepat.Saya sendiri selalu berusaha supaya setiap nubuat yang saya sampaikan itu benar-benar tepat dan tidak ditambahi embel-embel apa pun,misalnya pendapat pribadi Cindy Jacobs mengenai apa yang dikatakan Tuhan melalui Roh Kudus itu.Tetapi,sering kali nubuat saya pun “tidak sempurna”.Sampai sekarang kita semua masih melihat melalui sebuah kaca yang samar-samar (lihat ayat 12).

Daud dan Nabi Natan
Sebuah perikop dalam Alkitab yang dapat menunjukkan hal ini adalah 1 tawarikh 17:1-4:
“Setelah Daud menetap di rumahnya, berkatalah ia kepada nabi Natan: “Lihatlah,aku ini diam dalam rumah dari kayu aras,padahal tabut perjanjian TUHAN itu ada di bawah tenda-tenda.”Lalu berkatalah Natan kepada Daud: “Lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu,sebab Allah menyertai engkau.” Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Allah kepada Natan,demikian:
“Pergilah,katakanlah kepada hamba-Ku Daud:Beginilah firman TUHAN:Bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah bagi-Ku untuk didiami.”
Pada saat itu mungkin Tuhan memberikan suatu kesan kepada Daud mengenai tugas yang kemudian akan dikerjakannya,yaitu menyiapkan bahan-bahan bangunan untuk membangun Bait Suci.Daud sedang berfikir mengenai hal ini dan Natan kemudian menarik kesimpulan tertentu.Natan pun mungkin memikirkan hal yang sama,sehingga ia menarik sebuah kesimpulan bahawa Daud telah ditunjuk Tuhan untuk membangun sebuah rumah bagi-Nya. Entah bagaimana,Natan mengucapkan sesuatu yang tidak benar,berdasarkan suatu kesan yang tidak sesungguhnya dikatakan Tuhan.Baru sesudah itu Natan menerima firman nubuat yang benar dari Tuhan, sehingga ia terpaksa pergi dan meralat kesan yang diberikannya pada Raja Daud.Tuhan menghendaki agar anak dari Daud yang membangun rumah itu,bukan Daud sendiri (lihat ayat 11-12).

Paulus dan Nabi Agabus
Nabi Agabus merupakan suatu contoh lain dalam Perjanjian Baru,bahwa seorang na bi tidak selalu seratus persen tepat,meskipun pada intinya nubuatnya benar.Agabus jelas seorang nabi yang telah membuktikan dirinya,karena seluruh jemaat sungguh-sungguh menanggapinya ketika ia bernubuat mengenai bala kelaparan yang kemudian benar-benar terjadi semasa pemerintahan Kaisar Kaludius.Kisah Para Rasul 21:10-11 mencatatkan nubuat yang diucapkannya.
“Setelah beberapa hari kami tinggal di situ,datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus.Ia datang pada kami,lalu mengambil ikat pinggang Paulus.Sambil mengikat kaki dan tangannya ia sendiri berkata: “Demikianlah kata Roh Kudus:Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.”

Dari kisah selanjutnya,ternyata bahwa sebagian dari nubuat Agabus itu meleset,yaitu ketika ia mengatakan bahwa orang-orang Yahudi akan mengikat Paulus dan menyerahkannya ke dalam tangan orang-orang “kafir”.Memang benar Paulus diserahkan kepada orang-orang “kafir”(orang Romawi),tetapi ia tidak diikat sebelum Kisah Para Rasul 21:33,karena baru di situlah tentera Romawi membelenggunya.Saya mempunyai sedikit pendapat mengenai hal ini.
Kemungkinan besar Agabus mendapat suatu penglihatan,dan di mana ia melihat Paulus diikat dan juga bahwa orang-orang Yahudi menjadi pihak yang berperan di situ.Mungkin dari situlah Agabus menarik kesimpulan bahwa orang-orang Yahudi yang akan mengikat Paulus secara jasmani.Sering kali dalam bernubuat orang dapat keliru di dalam penafsirannya mengenai apa yang mereka dengar dan/atau lihat (bandingkan Daniel 7:15-16;8:15;Kisah Para Rasul 20:22-23;21;4,12-13).

Kemungkinan juga penglihatan Agabus mengenai Paulus yang diikat itu menggambarkan bahwa ia iikat (atau dilarang bicara atau berkhotbah)oleh orang-orang Yahudi berdasarkan Hukum Taurat mereka.Kata Yunani untuk “ikat”adalah deo,dan kata itu dipakai untuk keterikatan secara jasmani ataupun keterikatan atau larangan di bawah Hukum Taurat.Karena tidak ada ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi benar-benar telah melarang Paulus berkhotbah-sebagai suatu yang mengikat dalam sidang pengadilan mereka (memakai istilah deo yang sama)-hal ini tidak dapat dibuktikan.Namun, sudah jelas bahwa apa yang dikatakan orang para pemimpin Yahudi bahwa bagi mereka khotbah-khotbah Paulus itu terikat atau terlarang (lihat Kisah Para Rasul 21:27-28;23:12-15;24:1-8).Bila demikian,Agabus tidak keliru ketika mengatakan di bawah inspirasi Roh Kudus bahwa Paulus akan diikat oleh orang-orang Yahudi.
~Cindy Jacobs(”Suara Tuhan”)