Orang beriman dan percaya Yesus bebas dari kutuk hukum taurat

Matius:5:17
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Roma:2:14
Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
2:15
Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.

Orang beriman dan percaya Yesus bebas dari kutuk hukum taurat.
Jika orang yang tidak percaya Yesus anda di bawah penghukuman tidak kira apa agama dan kepercayaanmu.
Roma 8 ayat satu, “Demikianlah sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab : Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.

1. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
1. Pasal 1 (Gal 1:1-10 ). Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.

_Pendalaman_
Bacalah pasal Gal 1:8-9 .
_Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar ?
2. Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21 ). Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
3. Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31 ). Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.

_Pendalaman_
1. Bacalah pasal Gal 3:6 .
_Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah ?
2. Bacalah pasal Gal 3:26-27 .
_Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah ?
4. Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18 ). Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.

_Pendalaman_
1. Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26 .
_Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen ? (lihat ayat 6; Gal 5:6 ).
Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya ? (ayat 13-15; Gal 5:13-15 ).
Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging ? (Gal 5:19-21 ).
Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh ? (Gal 5:22 ).
2. Bacalah pasal Gal 6:11 .
_Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia ? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kristen terhadap sesamanya ?
2. Kesimpulan Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
1. Siapakah yang menulis Kitab Galatia ?
2. Apakah isi pengajaran Kitab Galatia ?
3. Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen ?
4. Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat ?

Iri Hati Menikam Balik

Ada sekumpulan binatang di hutan yang hidup di sebuah kawasan perhutanan.Pada mulanya mereka hanya dibiarkan berbual-bual oleh tuan mereka.Mulut mereka tak berhenti-henti bercerita dari satu bab ke satu bab.Namun,mereka begitu cemburu melihat seekor arnab yang begitu selesa di dalam jagaan tuannya.Melihat sikap mereka yang cemburu tuan mereka memanggil mereka satu-satu persatu. “Oleh kerana kamu ingin tahu mengapa arnab perlu diberi tempat seperti itu kamu harus harus mengerjakan setiap perkara yang pernah dilakukan oleh si arnab.”Sikap dengki mereka membinasakan diri.Akhirnya mereka harus bertungkus lumus bekerja di padang,di dapur,di mana-mana hanya untuk menandingi kerja-kerja yang pernah dibuat oleh arnab.Mereka juga harus bekerja di waktu hujan dan panas terik.

Cerita ini memberi satu pengajaran agar tidak cemburu melihat keberadaan orang lain.

Diangkat ke Sorga Tingkat Ketiga

Tempat Kediaman ALLAH
Pdt. Dr. Benny Santoso, Ph.D. | PA Jumat, 19 April 1996
Disadur oleh Yuyu | Tanggal Terbit : Minggu, 16/10/05
Lihat Video Streaming : Versi Hi | Versi Low
Dengar Audio Streaming

Apakah yang dimaksudkan dengan pernyataan Paulus, bahwa dia diangkat ke Sorga tingkat ketiga? Dalam bahasa Inggris, heaven dapat berarti langit. Sorga atau langit yang pertama adalah lingkup atmosfir. Pada tingkatan berikutnya, yaitu alam semesta di luar atmosfir, lingkungan yang tidak lagi dipengaruhi gaya berat, disebut langit atau Sorga tingkat kedua. Namun yang belum, dan tidak mungkin dapat dicapai oleh pesawat luar angkasa yang paling canggih atau oleh UFO sekalipun, adalah Sorga tingkat ketiga, yang meliputi Firdaus dan Takhta ALLAH.

Betapa pun kudusnya manusia, dia tetap perlu dikuduskan untuk menghampiri takhta ALLAH. Bara api yang berasal dari mezbah ukupan menguduskan mulut dan bibir nabi Yesaya. Tanpa dikuduskan terlebih dahulu dengan api pencucian, tidak seorang pun layak menghadap ALLAH di Ruangan Maha Suci.

Tidak semua orang meyakini, bahwa TUHAN itu ada. Namun sebagai orang beriman, kita sungguh-sungguh percaya, bahwa ALLLAH itu ada; kita juga percaya setan itu ada. Terdapat dua kutub dalam dunia kita. Ada panas-dingin, gelap-terang, TUHAN-iblis, Sorga-neraka. Bagi orang yang beriman dan hidup takut akan TUHAN, tersedia Sorga. Sedangkan neraka disediakan bagi orang yang menolak kasih sayang TUHAN. Karena itu penting bagi kita untuk mempelajari seperti apakah “rumah masa depan” orang-orang beriman.

Bila kita telah mengetahui seluk beluk Sorga, kita akan memandang kehidupan dengan kaca mata yang berbeda. Kita tidak menjadi orang yang putus asa dan mengatakan “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!” Hidup orang beriman jauh lebih bernilai dari pada kesenangan duniawi dan keinginan mencari uang sebanyak-banyaknya, sebab kita memiliki tujuan akhir: Sorga. Pengharapan yang dinanti-nantikan orang beriman adalah suatu hari kelak akan tinggal bersama TUHAN di dalam Sorga.

MAZMUR 11 : 4
4 TUHAN ada di dalam bait-NYA yang kudus; TUHAN, takhta-NYA di Sorga; mata-NYA mengamat-amati, sorot mata-NYA menguji anak-anak manusia.

Bagaimana Daud mengetahui bahwa takhta ALLAH ada di Sorga, padahal dia belum ke sana? Oleh ilham ROH yang membukakan mata rohaninya, Daud dapat menggambarkan dalam mazmurnya tentang Sorga. Tanpa perlu naik ke Sorga, tapi dengan wahyu dari ALLAH, Daud mengetahui bahwa Sorga adalah takhta ALLAH.

WAHYU 4 : 1 – 2
1 Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di Sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan AKU akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. 2 Segera aku dikuasai oleh ROH dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di Sorga, dan di takhta itu duduk SEORANG.

Di pulau Patmos yang terpencil, Yohanes tidak hanya menerima wahyu seperti yang dialami oleh Daud. Yohanes mendapat pengalaman yang lebih mendalam dibandingkan Daud. Dia melihat Sorga terbuka, dan suara yang dikenalnya memanggilnya untuk naik ke Sorga. Suara yang telah dikenalnya itu adalah suara TUHAN YESUS, Sang Gembala Agung. Dengan kuasa ROH, Yohanes diangkat naik ke Sorga.

Pada saat saya merasa tubuh saya lemah karena saat itu saya sering sakit, pikiran saya menerawang, berapa tahun lagi saya bertahan di dalam dunia ini? Saya merasa tinggal beberapa tahun lagi usia saya dan saya akan pergi ke rumah BAPA. Di dalam doa, saya bertanya kepada TUHAN, seperti apakah “rumah masa depan” saya? Doa saya dijawab oleh TUHAN yang mengangkat saya untuk menyaksikan panorama Sorga. Pengalaman luar biasa itu membawa damai sejahtera dan membuang jauh-jauh rasa takut yang sebelumnya saya rasakan.

Seperti itulah yang dirasakan oleh anak TUHAN bila memiliki kemantapan hati dan pengharapan, bahwa Sorga itu disediakan bagi kita. Pandangan kita akan lebih jauh ke depan, pada kehidupan kekal setelah kehidupan di dunia. Kita tidak lagi berpaut pada pengharapan di dunia saja, untuk dicukupkan dalam ekonomi atau disembuhkan dari berbagai penyakit.

2 KORINTUS 12 : 1 – 2
1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari TUHAN. 2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, ALLAH yang mengetahuinya- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga.

Apakah yang dimaksudkan dengan pernyataan Paulus, bahwa dia diangkat ke Sorga tingkat ketiga? Dalam bahasa Inggris, heaven dapat berarti langit. Sorga atau langit yang pertama adalah lingkup atmosfir. Pada tingkatan berikutnya, yaitu alam semesta di luar atmosfir, lingkungan yang tidak lagi dipengaruhi gaya berat, disebut langit atau Sorga tingkat kedua. Namun yang belum, dan tidak mungkin dapat dicapai oleh pesawat luar angkasa yang paling canggih atau oleh UFO sekalipun, adalah Sorga tingkat ketiga, yang meliputi Firdaus dan Takhta ALLAH.

Ke tempat inilah Paulus diangkat oleh TUHAN, tempat yang tidak dapat dijangkau dengan cara apa pun, kecuali TUHAN yang membawa kita ke sana. Dengan kuasa-NYA, hanya dibutuhkan waktu sekejap mata untuk sampai di Sorga. Sorga tingkat ketiga tidak dapat dimasuki manusia, bila TUHAN tidak mengizinkannya. Dengan kata lain, tanpa kasih karunia ALLAH yang diberikan-NYA secara cuma-cuma, kita tidak akan mungkin memasuki Kerajaan Sorga.

LUKAS 23 : 43
43 Kata YESUS kepadanya: “AKU berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan AKU di dalam Firdaus.”

Pencuri yang disalibkan di sisi YESUS mengakui bahwa dirinya adalah seorang berdosa dan beriman kepada YESUS, maka dia mendapatkan perhentian di dalam Firdaus. Firdaus di mana pencuri yang telah bertobat ini berada, termasuk dalam wilayah kerajaan Sorga.

Untuk menggambarkan wilayah Kerajaan Sorga dapat digambarkan melalui wilayah negara RI yang meliputi kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Namun pusat pemerintahan RI berada di Jakarta dengan istana, dimana presiden berada. Tentunya tidak semua orang dapat memasuki istana. Seperti itulah digambarkan takhta ALLAH, tempat di mana ALLAH bersemayam. Orang beriman diizinkan masuk ke Firdaus yang termasuk dalam wilayah Kerajaan Sorga. Tetapi untuk menghadap Takhta ALLAH bukan hal yang mudah.

WAHYU 2 : 7
7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan ROH kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan KUberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus ALLAH.”

Di dalam susunan Tabernakel, Halaman yang menjadi tempat mempersembahkan korban bakaran dan juga dipakai untuk transaksi jual beli domba untuk korban merupakan gambaran dunia. Ruangan yang lebih dalam adalah Ruangan Suci. Berbeda dengan halaman yang suasananya hiruk pikuk, suasana di dalam Ruangan Suci terasa senyap, sebab bentuknya seperti kamar yang tertutup. Ruangan Suci ini menggambarkan Firdaus. Sedangkan Ruangan Maha Suci menggambarkan Takhta ALLAH yang hanya setahun sekali boleh dimasuki oleh Imam Besar.

Orang Kristen yang telah berada di Ruangan Suci, maka orang itu sudah hidup di dalam Firdaus yang digambarkan dengan hidup yang tenteram di dalam TUHAN. Hati kita tenang sebab kita diterangi oleh sinar yang bersumber dari Kaki Dian, yaitu ROH KUDUS. Orang yang memasuki Ruangan ini adalah orang yang telah menang mengatasi hawa nafsu. Di situlah kita diberi makan oleh TUHAN berupa roti sajian yang ada di atas meja roti sajian di dalam Ruangan Suci, yakni buah dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus ALLAH.

YESAYA 66 : 1 – 2
1 Beginilah Firman TUHAN: Langit adalah takhta-KU dan bumi adalah tumpuan kaki-KU; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-KU, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-KU? 2 Bukankah tangan-KU yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah Firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah AKU memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada Firman-KU.

Dari takhta-NYA yang tinggi dan tidak terjangkau oleh manusia, ALLAH yang Maha Kuasa dapat melihat keadaan setiap manusia. DIA mengetahui apa pun juga yang kita alami, baik kita tengah mengalami persoalan yang mendera kesehatan kita, atau persoalan ekonomi maupun masalah-masalah lainnya. ALLAH bukan sekedar mengetahui dan berpangku tangan melihat keadaan anak-anak-NYA. Malaikat-NYA diutus kepada setiap orang yang patah semangatnya dan yang gentar kepada Firman TUHAN untuk mengentaskan kita dari jurang persoalan yang dalam.

YESAYA 6 : 1 – 5
1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat TUHAN duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-NYA memenuhi Bait Suci. 2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-NYA, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. 3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-NYA!” 4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. 5 Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.”

Nabi Yesaya melihat, namun dia tidak boleh memasuki Ruangan Maha Suci, tempat di mana ALLAH bertakhta. Ruangan Maha Suci tidak boleh dimasuki sembarang orang. Hanya Imam Besar yang setahun sekali diizinkan masuk ke ruangan itu. Yesaya hanya dapat melihat kekudusan dan kebesaran ALLAH dari Ruangan Suci.

Namun pada saat YESUS mati, tirai penyekat antara Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci terbelah menjadi dua. Ketika YESUS mengatakan “Sudah selesai!”, tirai yang tebalnya 4 cm itu terbelah miring dari atas ke bawah. Dengan terbelahnya tirai itu, maka Ruangan Maha Suci dapat terlihat dari Ruangan Suci. Sejak YESUS mati, kita dapat melihat ALLAH bertakhta di atas singgasana kebesaran dan kemuliaan-NYA.

Dari Ruangan Suci, nabi Yesaya melihat para Serafim yang berseru, “Kudus, kudus, kudus!” Para malaikat itu tidak menyerukan “Kuasa, kuasa, kuasa!” sebab karakter ALLAH yang paling menonjol adalah kekudusan-NYA. DIA adalah ALLAH yang kudus, oleh sebab itu DIA yang paling berkuasa. Karena DIA adalah ALLAH yang kudus, maka kekallah kuasa-NYA. Betapa pun manusia memiliki kekuasaan, namun kekuasaan yang dimilikinya tidaklah langgeng. Salah satu contoh adalah Napoleon. Karena tidak kudus, lenyaplah kekuasaannya yang ada di pundaknya. Hanya namanya yang menjadi kenangan di dalam kitab-kitab sejarah.

Kendati telah ditahbiskan sebagai seorang nabi, namun Yesaya mengatakan, “Celakalah aku! Sebab aku ini seorang yang najis bibir!” Pada waktu bertemu dengan ALLAH, Yesaya melihat kesuciannya bagaikan kain yang kotor di hadapan ALLAH. Bila dibandingkan dengan orang lain, Yesaya boleh dianggap sebagai nabi yang suci, tetapi predikat itu seketika luntur tatkala bertemu dengan ALLAH. Memang manusia dikuduskan oleh ALLAH, namun tidak ada seorang pun yang dapat menyamai kekudusan ALLAH.

YESAYA 6 : 6 – 7
6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. 7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”

Sebenarnya nabi Yesaya telah dikuduskan, sebab dia telah berada di Ruangan Suci. Betapa pun kudusnya manusia, untuk dapat menghadap ALLAH kita perlu dikuduskan lagi. Oleh karena itu, salah seorang Serafim itu mengambil bara api dengan memakai sepit untuk menguduskan mulut nabi Yesaya. Bara api yang diambil dari bara api ukupan ini menyempurnakan kita sebelum menghadap ALLAH di dalam Ruangan Maha Suci. Bara api inilah yang disebut dengan api pencucian.

Banyak orang yang salah mengartikan tentang api pencucian ini. Mereka beranggapan bahwa dengan api pencucian, seseorang yang tidak mau percaya kepada TUHAN dapat berpindah dari neraka menjadi penghuni Sorga. Api ini bukan diperuntukkan bagi orang yang tidak mau percaya kepada TUHAN YESUS KRISTUS. Namun api pencucian ini bagi seseorang yang beriman kepada-NYA. Di dalam menjalani hidup kita ini, berusahalah untuk hidup kudus di hadapan TUHAN. Namun TUHAN akan lebih menguduskan kita pada saat kita akan menghadap TUHAN lewat api pencucian. Di dalam 1 Korintus 3 : 10 – 13, rasul Paulus menjelaskan, bahwa kita akan diuji melewati api pada saat menghadap ALLAH kelak. Apakah kesucian kita itu dari emas, perak, batu permata, atau rumput, jerami dan kayu.

2 KORINTUS 5 :6 – 10
6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari TUHAN, 7 -sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat- 8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada TUHAN. 9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-NYA. 10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan KRISTUS, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Sebagai seorang yang pernah diangkat naik ke Sorga, Paulus sama sekali tidak gentar menghadapi kematian. Bahkan dia berkata, bahwa dia terlebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap bersama dengan TUHAN di Sorga yang kekal. Demikian pulalah yang menjadi pengharapan setiap anak-anak TUHAN yang senantiasa menjaga imannya. Pada saatnya kelak, kita akan pulang ke rumah BAPA kita. Kita tidak gentar menghampiri takhta ALLAH.

Kita akan menghadap takhta pengadilan KRISTUS yang disebut BEMA. Pengadilan ini bukan untuk menentukan hukuman apa yang akan kita terima. Tetapi pengadilan ini adalah pengadilan yang menganugerahkan pahala bagi setiap orang beriman sesuai dengan perbuatannya selama dia hidup di dunia.

2 KORINTUS 5 : 1
1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, ALLAH telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

Bila kemah kita di bumi ini dibongkar, artinya kita mengalami kematian jasmani, maka kita akan masuk ke dalam tempat kediaman yang abadi. Rumah yang bukan buatan tangan manusia, tetapi dibuat oleh ALLAH BAPA sendiri. Rumah masa depan kita itu adalah Sorga yang mulia. Adakah kita telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh BAPA untuk dapat berdiam bersama-NYA di Sorga? Karena itu kita harus memperjuangkan iman kita dengan sekuat tenaga, supaya kita dapat mengucapkan perkataan ini dengan mantap: “Suatu hari kelak, aku akan pulang ke rumah BAPAku.” Amin.

Mengejar Kekudusan

Matius 5:6 mengatakan: “Berbahagialah mereka yang lapar dan haus setelah kebenaran! Karena mereka akan menjadi kenyang “Ini adalah kebenaran yang diberikan oleh Allah kepada mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.Kita perlu mencari dan menerimanya. Kita perlu diubah dalam karakter dan tindakan, bagi mereka yang hidup dalam kehidupan dunia, tidak akan dan tidak dapat menerima hal itu. Seperti kita hidup di dunia ini, mencari perubahan tersebut tanpa bantuan dari Roh Kudus adalah sia-sia, karena kita perlu untuk mempertahankannya dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Itu bukan sesuatu yang kita hanya bisa capai dengan kekuatan kehendak kita sendiri.

Not only was the questions of who could live on Mount Zion important to David, the question also became important for all the prophets, as Isaiah asks in Isaiah 33:14” saying: ”The sinners in Zion are afraid; terror has surprised profane ones. Who among us shall dwell with the devouring fire? Who among us shall dwell with everlasting burnings?”

Yes, who shall dwell, who shall stand in the devouring fire? Again, the answer is given by David in Psalm 24:4 as the Holy Spirit answers us saying: “He who has clean hands and a pure heart; who has not lifted up his soul to vanity, and has not sworn deceitfully.” And as v5 says: “He shall receive the blessing from Jehovah, and righteousness from the God of his salvation.”

Whose righteousness is this? It is certainly not ours, for as Matthew 5:6 says: “Blessed are they who hunger and thirst after righteousness! For they shall be filled.” It is a righteousness given by God to those who hunger and thirst after it. We need to seek after it to receive it. We need to be changed in character and action, for those living as the world lives, will not and cannot receive it. As we live in this world, seeking such changes without the help of the Holy Spirit is in vain, for we need to sustain in the long term, not the short. It is not something we can simply accomplish by the strength our own will.

Reading on in Psalm 24:6 we find: “This is the generation of those who seek Him, who seek Your face, O God of Jacob. Selah.” As it was then, it is now. We are required to seek God with both righteousness and purity. They both go hand-in-hand and are inseparable; we cannot be one, without having the other; as Ezekiel 36:26-27 explains: “And I will give you a new heart, and I will put a new spirit within you. And I will take away the stony heart out of your flesh, and I will give you a heart of flesh. And I will put My Spirit within you and cause you to walk in My statutes, and you shall keep My judgments and do them.” Reading further in v37 “So says the Lord Jehovah: yet this, I will be sought by the house of Israel to act for them. I will increase them with men like a flock.” ~P.O.G

Revivalist Tenda Meninggal Dunia!

Pagi ini saya agak sedih membaca berita kepergian seorang yang sungguh beriman dan punya keberanian yang luar biasa dalam memberitakan injil.Saudara RW Schambach meninggal dalam usia yang cukup matang 85-tahun.Beliau meninggal 17 Januari 2012 kerana lemah jantung.

Dilahirkan pada tanggal 3 April 1926 di Philladephia,Pennslvania.Menikah dengan Maria Winifred Schambach dari 1948 sampai ia meninggal pada 2010. RW Schambach melayani bersama istri dan putri mereka, Donna. Donna Schambach saat ini mengurus pelayanan Schambach Ministries, yang terletak di kota kelahirannya keluarga Tyler, Texas.

RW Schambach dikenal sebagai revivalis tenda. Robert William Schambach menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat ketika ia mendengar seorang penginjil, CM Ward berkhotbah di sudut jalan. C.M. Ward kemudian mentahbiskan Schambach yang kemudian menghadiri Bible Institute di Springfield, Missouri. Ia terkait erat dengan A.A. Allen yang telah memperoleh ketenaran sebagai seorang penginjil penyembuhan selama 40-an dan 50-an. R. W. Schambach menjabat sebagai A.A. Allen asosiasi penginjil selama lima tahun. RW Schambach juga melayani negaranya dalam Perang Dunia II.

Upacara peringatan akan diadakan di Rose Heights Church pukul 07:00 3 Februari.

HIDUP YANG ‘DIBERKATI’

Oleh: John Adisubrata

BERKAT-BERKAT DUNIAWI

“Berkat TUHAN-lah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” (Amsal 10:22)

Suatu malam di hari Jum’at kurang-lebih dua/tiga tahun yang lalu, setelah membahas bersama isi firman Tuhan, sebagai penutup acara sel, pemimpin kami menantang beberapa pengunjung yang sudah sering datang, tetapi masih belum menjadi pengikut Kristus untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka.

Seperti biasa, dengan dukungan doa, dan juga dukungan moril para anggota sel yang hadir lainnya, ia berusaha untuk meyakinkan ketiga orang tersebut.

Sebenarnya itu bukan kesempatan yang pertama. Pernah sekali beberapa minggu sebelumnya, saat ditantang, seorang di antaranya nyaris diselamatkan. Sayang sekali, oleh karena masih merasa gentar untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang lama, ia menolak tawaran tersebut. Padahal dengan jujur ia mengakui, bahwa saat itu ada ‘sesuatu’ yang terjadi di dalam dirinya, yang menyebabkan isi hatinya bergejolak secara mengherankan. Tentu saja karena pernah mengalaminya sendiri, kami menyadari, bahwa itu adalah pekerjaan Roh Kudus!

Berbeda dengan kegagalan-kegagalan seperti itu, yang biasanya selalu disebabkan oleh karena persepsi masyarakat yang keliru, yaitu bahwa orang-orang kristiani hidupnya terkekang dan tidak bebas, malam itu gara-gara sebuah pertanyaan yang diajukan oleh pemimpin sel kami, saat ditantang salah seorang di antara mereka merasa tersinggung sekali dan menjadi marah.

Di antara beberapa pernyataan mengenai Kristus dan apa yang telah dilakukan oleh-Nya untuk umat yang mau percaya kepada-Nya, ia menambahkan sebuah pertanyaan: “Apakah kalian tidak ingin menjadi orang-orang yang hidupnya diberkati?”

Kami yakin pertanyaan itu cukup beralasan dan diajukan tanpa maksud untuk menyinggung perasaan siapa pun juga. Tetapi oleh karena kata ‘berkat’ mempunyai arti yang berbeda-beda bagi telinga setiap orang yang mendengarnya, baik orang-orang Kristen maupun bukan, langsung saja wanita yang sudah sering hadir di sana bersama suaminya oleh karena undangan sahabat-sahabat mereka yang adalah anggota-anggota sel kami, menjawab dengan nada kurang senang sekali: “Siapa bilang aku tidak diberkati? Hidupku sangat diberkati!”

Kata berkat memang mempunyai makna yang sangat luas, terutama jika diartikan di dalam bahasa Inggris sesuai penggunaannya, seperti: bless, blessed atau blessing. Di antara berberapa arti-arti yang lain, Dictionary.com menjelaskan kata ‘blessing’ seperti ini: “A favor or gift bestowed by God, thereby bringing happiness.” Terjemahan bebasnya adalah: “Kemurahan atau hadiah yang dilimpahkan oleh Tuhan, yang membawa kebahagiaan.”

Berkat mempunyai hubungan yang erat sekali dengan kasih Tuhan, kasih karunia-Nya, serta kemurahan hati-Nya. Karena sebenarnya berkat selalu berasal dari sorga! Menurut firman Tuhan, hikmat-lah yang mengawalinya! Tanpa hikmat, pengetahuan akan keberadaan Tuhan serta firman-Nya tidak ada pada kita. Tanpa pengetahuan itu, kita tidak akan merasa takut terhadap kebesaran dan kuasa-Nya. Tanpa rasa takut itu, kita akan merasa enggan untuk mempelajari firman-Nya. Akibatnya, kita tidak tahu tujuan hidup kita di dunia, sehingga kita tidak mampu untuk melihat dan menikmati ‘berkat-berkat’ yang membawa kebahagiaan, yang dicurahkan oleh-Nya kepada kita.

Raja Salomo membahas hal tersebut dengan jelas sekali melalui berpuluh-puluh ayat di dalam kitab Amsal dengan memulainya menggunakan ayat yang amat penting ini: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Amsal 1:7)

Sedangkan menurut pandangan umum (masyarakat pada umumnya), berkat selalu dikaitkan dengan harta kekayaan manusia. Semakin berada keadaan seseorang, semakin besar berkat yang dipunyainya. Tentu saja kekayaan juga termasuk di dalam anugerah-anugerah berkat yang Tuhan berikan kepada umat kristiani, tetapi itu hanya sebagian kecil saja di antara banyak sekali berkat-berkat lainnya.

Suami wanita itu, seorang yang amat berbakat di bidang seni musik, adalah penyebab utama mengapa ia ikut hadir di sana hampir setiap hari Jum’at malam. Ia ingin membantu selgrup kami dengan bermain instrumen mengiringi kami saat puji dan sembah. Sekalipun mereka adalah (mantan) orang-orang beragama Budha yang kami simpulkan sekarang sudah menjadi simpatisan-simpatisan kelogisan pandangan hidup ‘agama’ populer masakini, The New Age Movement, tampak sekali bahwa mereka mempunyai pandangan yang amat luas mengenai kepercayaan-kepercayaan lainnya di dunia, termasuk ajaran-ajaran Kristus.

Jelas sekali malam itu, sebagai seorang intelektuil yang tidak kekurangan apa-apa, yang hidup sehat dan berkeluarga harmonis, arti kata berkat langsung diasosiasikan olehnya dengan kondisi kehidupannya sendiri. Ia adalah seorang wanita yang sangat mengandalkan kecerdikan otak dan pendidikannya yang tinggi, … yang merasa bangga sekali akan hal itu. Dugaan saya, ia menjadi tersinggung, oleh karena merasa hidupnya jauh lebih ‘beruntung’ dibandingkan dengan kehidupan pemimpin sel kami yang tidak lama sebelumnya mengalami beberapa musibah secara berturut-turut, baik di bidang bisnis maupun kesehatan anggota keluarganya.

Saya kurang ingat akan detil kelanjutan diskusi yang terjadi, di mana mau tak mau kami semua akhirnya juga ikut terlibat di dalamnya. Tetapi yang pasti, suasana malam tersebut menjadi sangat tidak enak. Sampai pertemuan itu berakhir ia tetap berpendapat, bahwa ia tidak perlu menjadi pengikut Kristus untuk ‘mengejar’ berkat, sebab ia sudah lama mempunyainya! Tentu saja oleh karena arti kata itu dipandang dari dua sudut yang berbeda sekali.

Tetapi saya bisa memahami pendapatnya, karena memang tidak jarang orang-orang kristiani sendiri pun menyalah-gunakan makna kata tersebut! Gerakan ‘Prosperity Gospel’ (Injil Kemakmuran) di tahun 70-an adalah penyebab utama tersebarnya pengertian (baru) yang keliru, yang amat menjurus pada pandangan-pandangan duniawi masyarakat umum.

Mereka memberitakan, bahwa orang-orang Kristen mempunyai kepastian untuk selalu hidup diberkati, … hidup tanpa masalah, penuh kedamaian, bebas penyakit, dan terutama, … kaya-raya! Semua itu adalah hak orang-orang percaya! Sehingga menurut mereka, jika ada orang-orang kristiani lainnya yang hidupnya tidak memancarkan kesuksesan-kesuksesan seperti itu, kebenaran iman mereka patut diragukan. Apalagi jika kesehatan tubuh mereka sedang terganggu! Yang terserang penyakit fatal biasanya dituduh … masih hidup di dalam dosa. Siapakah yang tidak pernah bertemu atau bersekutu dengan orang-orang ‘super kristiani’ semacam itu?

Patokan-patokan pandangan mereka selalu berdasarkan contoh-contoh kemakmuran hidup tokoh-tokoh alkitab pilihan Tuhan yang dilukiskan di dalam Perjanjian Lama, seperti Abraham, Ishak, Yakub dan Yusuf, begitu juga generasi-generasi mereka yang berikutnya. Kitab Kejadian menyatakan: “Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.” (Kejadian 13:2)

Tak terlupakan, Ayub, tokoh yang dikenal sebagai “… orang yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.” (Ayub 1:3c) Bahkan kekayaan raja Salomo di zaman dahulu, yang jelas bukan kekayaan biasa-biasa saja, dijadikan standar oleh mereka untuk kita, … umat (pilihan) Tuhan masakini! Kitab 1 Raja-Raja melukiskan kemakmuran hidupnya seperti ini: “Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.” (1 Raja-Raja 10:23)

Tetapi tokoh-tokoh lainnya yang tidak memenuhi syarat-syarat itu jarang sekali disebut oleh mereka. Apalagi yang hidupnya selalu diliputi oleh penderitaan, seperti yang dialami oleh Yeremia, Hosea, Stefanus (Kisah Para Rasul 6-7) dan lain sebagainya.

Tidaklah mengherankan jika sebagai akibatnya, terpengaruh oleh ajaran-ajaran seperti itu banyak orang pergi ke gereja bukan untuk beribadah, agar bisa bersama umat kristiani lainnya mengasihi, memuji dan menyembah Tuhan dengan sepenuh hati, tetapi karena terdorong oleh motivasi-motivasi egois, yaitu untuk mengejar kesuksesan hidup dan harta kekayaan yang semuanya bersifat sementara serta duniawi sekali!

“Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal.” (Kejadian 24:1)

(Bersambung)

HIDUP YANG ‘DIBERKATI’ (2)

INJIL KEMAKMURAN

Hati Nurani Yang Baik

Di dunia ini tidak ada kehidupan secara jasmani maupun rohani, sehingga Yesus harus datang ke dunia untuk memberikan hidup dalam segala kelimpahan.

PENGERTIAN hidup dalam kelimpahan:
1. Hidup yang selalu dipelihara Tuhan, tidak peduli penghasilan besar atau kecil, sampai bisa selalu mengucap syukur kepada Tuhan.
2. Hidup dalam suasana kegerakan/kebangunan rohani, selalu setia dan berkobar-kobar dalam perkara rohani = selalu mengutamakan perkara rohani lebih dari yang jasmani.

Kalau kita lebih memilih yang jasmani (bahkan yang di luar Firman) sampai mengorbankan yang rohani (Firman) = mati rohani, hidup kita sedang digilas dunia.
3. Hidup kekal di dalam Kerajaan Sorga.

BAGAIMANA Yesus datang untuk memberikan hidup dalam segala kelimpahan?

Yohanes 10:11
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Yesus datang sebagai Gembala yang baik, yang memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya = memberikan hidup dalam segala kelimpahan sampai hidup kekal.
Yesus rela mati supaya kita hidup.

Hidup kita bukan hanya seharga nyawa, namun seharga darah/nyawa yang diberikan oleh Yesus sendiri.
Jangan melawan Tuhan! Jangan mati dalam dosa!

Bagaimana sikap kita?

Jika kita mau menerima hidup dalam segala kelimpahan, maka kita harus menjadi domba-domba yang baik.
(Kalau hanya menjadi “domba”, masih ada pemisahan antara domba yang baik dengan yang tidak baik.)

Pengertian domba yang baik adalah kehidupan yang memiliki hati nurani yang baik.

Kenyataannya, sejak zaman Nuh, hati nurani manusia cenderung jahat.
Manusia darah daging hanya penuh dengan keinginan, ambisi, emosi dsb., tidak ada yang baik, hanya menghasilkan perbuatan-perbuatan jahat, sehingga dihukum Tuhan.

Bagaimana kita mendapatkan hati nurani yang baik?

I Petrus 3:20-21
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan–maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah–oleh kebangkitan Yesus Kristus,

Baptisan air menghasilkan hidup baru = proses pembaharuan dari hati nurani yang jahat menjadi hati nurani yang baik.

Tanda hati nurani yang baik:
• Bisa mengetahui bahwa ada sesuatu yang belum beres dalam hidup, nikah, pelayanan, pekerjaan/studi dst. (mengoreksi diri sendiri).

Belum beres = belum sesuai dengan Firman Allah.

Kalau kita selalu merasa beres dan menyalahkan orang lain = hati nurani yang sudah mati, hidupnya tetap tidak beres dan tidak bisa masuk Sorga.

Kalau ditemukan ada ketidakberesan, akui semua kepada Tuhan dan sesama, maka Tuhan yang akan membereskan segala sesuatu.
Di atas kayu salib, Yesus telah berseru, “Sudah selesai.”

Hanya sedikit kehidupan yang menjadi domba yang baik, yang mempunyai hati nurani yang baik.
• Kehidupan yang bisa mengoreksi diri pasti bisa juga untuk selalu taat dengar-dengaran pada Firman Pengajaran benar, apapun resikonya.
• Kalau ada ketaatan, domba-domba pasti tergembala dengan baik, gembala-gembala pasti bisa menggembalakan dengan baik.
Kita melekat pada satu pokok Firman Pengajaran benar (pribadi Yesus), yang membawa pada satu kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.

Kebutuhan mutlak dari domba-domba adalah gembala. Tidak peduli musim kering ataupun hujan, gembala akan selalu mengusahakan pemeliharaan bagi domba-domba.
Hati nurani menentukan hidup atau mati kita di dunia ini, sampai hidup kekal di Sorga.
Tanpa baptisan air, tidak mungkin ada hati nurani yang baik.

Syarat tergembala:
1. Selalu berada di dalam kandang penggembalaan = ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
Pelita Emas: ketekunan dalam Ibadah Raya.
Meja Roti Sajian: ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
Mezbah Dupa Emas: ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.

Kalau BEREDAR-EDAR (tidak tergembala), kita pasti bertemu binatang buas, bukan gembala.
2. Selalu mendengar dan dengar-dengaran (taat) pada suara Gembala/Firman Penggembalaan yang benar.

Yohanes 10:1-5
10:1. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”

Tuhan memberikan sepasang telinga kepada kita, satu untuk mendengar dan yang lain untuk dengar-dengaran. Dengan demikian, tidak ada kesempatan untuk mendengar suara asing yang berbeda (tidak senada) dengan Firman Penggembalaan.

Telinga kita menentukan mati atau hidup kita.

Mendengar dan dengar-dengaran = mengasihi Tuhan lebih dari semua.

I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

Hasil ketaatan pada Firman Penggembalaan (suara Gembala):
• Kita mengalami penyucian demi penyucian, sehingga kita bisa hidup suci.
Apa yang harus disucikan? Mulai dari 8 dosa yang langsung membawa ke neraka.

Wahyu 21:8
21:8 Tetapi orang-orang penakut (1), orang-orang yang tidak percaya (2), orang-orang keji (3), orang-orang pembunuh (4), orang-orang sundal (5), tukang-tukang sihir (6), penyembah-penyembah berhala (7) dan semua pendusta (8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.”

Penakut = takut terhadap sesuatu lebih dari terhadap Tuhan, sehingga melanggar Firman (melawan Tuhan).
• Yohanes 10:3
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Sementara Tuhan bekerja menyucikan kita, Tuhan sedang menuliskan nama kita dalam Kitab Kehidupan.
Jangan berhenti tergembala sebelum nama kita selesai dituliskan dalam Kitab Kehidupan (garis akhir)!
• I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

Kalau kita disucikan, kita bisa saling mengasihi dengan kasih yang tulus ikhlas (dalam kesucian), saling melayani, sampai masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.

POSISI domba yang baik adalah berada dalam tangan Gembala yang baik.
HASILNYA:
1. Yohanes 10:27-28
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

Tangan belas kasih Gembala baik memberikan jaminan kepastian untuk hidup berkelimpahan di tengah padang gurun dunia, untuk masa depan, bahkan sampai hidup kekal.
Selain itu, dalam tangan Gembala baik juga ada jaminan kepastian untuk membuat semua baik pada waktuNya.
2. Mazmur 23:1-2
23:1. Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Tangan belas kasih Gembala baik sanggup menuntun dan memberikan perhentian kepada kita di tengah padang gurun dunia, sehingga semua jadi enak dan ringan.
3. Wahyu 7:17
7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”

Tangan Gembala baik menuntun kita ke mata air kehidupan, tahta Yerusalem Baru.

Buktinya adalah ada pembaharuan, mulai dari KEJUJURAN.
Yerusalem Baru = Kota Terang, kita harus terang-terangan (jujur).

Kejujuran menghapus air mata, menyelesaikan masalah, menata masa depan yang indah bagi kita.

Sampai saat Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sama sempurna seperti Dia dan bersama-sama masuk dalam Yerusalem Baru untuk selama-lamanya.~ Pdt. Widjaja Hendra.