Topik: Hidup dalam Firman Tuhan (Live in My Words)

Pdt. Jimmy Liem

Topik: Hidup dalam Firman Tuhan (Live in My Words)

CIGwjzcXAAA55FT

Ilustrasi
Saat seorang terjatuh di lembah dan bergantungan di akar pohon. Saat berdoa meminta tolong, Roh Kudus berkata untuk melepaskan dari akar pohon. Tapi, akhirnya bergantungan semalaman dan saat pagi hari ternyata orang itu sudah dekat dengan dasar lembah.

Matius 4:4

Tetapi Yesus menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” [Matius 4:4 TBR]

Dengan satu kata saja bisa mengubah hidup kita.

Sama dengan satu kata Yesus yang dikatakan kepada Lazarus, “Keluarlah!” maka Lazarus bangkit dari kubur.

Juga perwira yg datang meminta Tuhan untuk menyembuhkan hambanya, “Dengan satu kata saja, hambaku akan sembuh.”

1 Raja-Raja 17:8-16

Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: [1 Raja-Raja 17:8 TB]
“Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” [1 Raja-Raja 17:9 TB]
Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: “Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.” [1 Raja-Raja 17:10 TB]
Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” [1 Raja-Raja 17:11 TB]
Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” [1 Raja-Raja 17:12 TB]
Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. [1 Raja-Raja 17:13 TB]
Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.” [1 Raja-Raja 17:14 TB]
Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. [1 Raja-Raja 17:15 TB]
Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia. [1 Raja-Raja 17:16 TB]

Elia meminta seorang janda utk memasak roti dari hanya segenggam tepung saja yang dimiliki janda tersebut. Tapi dilakukanlah juga dan akhirnya tepung itu tidak habis sampai Tuhan menurunkan hujan di atas kota itu.

Sebelumnya, pada saat Elia melarikan diri dari Izebel, Elia mendapatkan makan dari burung, yaitu dengan dibawakan roti dan daging. Sedangkan di masa kekeringan, adalah hal yg luar biasa apabila bisa memakan daging.
Elia pun meminum dari sungai Kerit di situ yg setiap hari semakin kering.
Saat sudah kering, Tuhan memerintahkan Elia utk pergi dari situ.

Kesaksian
Pada saat istri saya hamil dan di tabungan semakin hari nilainya semakin tipis. Saya pun mencari-cari pekerjaan. Saar ke gereja muka pun juga terlihat murung, tetapi tetap harus bersuka cita dalam melayani.

Bisakah dibayangkan pada saat janda yang hanya memiliki segenggam tepung dan tetap melakukan permintaan Elia (dan memuji Tuhan)?

Saat ini mungkin bersuka cita karena mendapatkan berkat dari sumber yang tidak ada habisnya. Akan tetapi, akankah tetap bersuka cita apabila berkat tersebut semakin lama semakin habis?

Bagaimanakah kita meresponi dari apa yang kita miliki?

Elia menerima Firman Tuhan secara langsung untuk pergi ke Sarfat di Sidon dan terdapat janda di sana yang sudah diperintahkan Tuhan untuk memberikan makan Elia.

Elia tidaklah semudah itu menerima Firman Tuhan.
Bukankah Sidon adalah pusat dari penyembahan Baal? Di situlah juga tempat asalnya Izebel.
Sidon letaknya dekat dengan Lebanon. Jarak antara sungai Kerit dengan Sidon kira-kira adalah 100 km. Tapi, jarak dari Sarfat (tempat janda tersebut) menuju ke Sidon hanya 9 km saja. Bagaimanakah pikiran Elia saat disuruh untuk ke tempat yang makin mendekat ke daerah musuh?

Ada pergumulan dari dalam hati Elia. Kita pun saat berdoa setiap hari namun semakin besar saja masalahnya setiap hari.

Ilustrasi
Apabila seorang merasakan sakit saat bersalin, maka pada akhirnya akan ada seorang bayi yang keluar.

Elia meresponi Firman Tuhan dengan pergi ke Sidon. Tapi saat di sana, Elia bergumul lagi melihat kondisi janda tersebut.

Salahkah Tuhan memilih orang? Terkadang kita mau mengatur jalan kita dari pada Tuhan.

“Tuhan, aku salah pilih pasangan hidup, karena dia tidak ke gereja.”
“Tuhan, aku tidak bisa menyanyi, orang lain saja.”

Pada saat Musa dipilih Tuhan, Musa berkata, “Saya tidak bisa berkata-kata”.
Tetapi Musa dipilih Tuhan tidak salah dan telah melakukan banyak hal luar biasa membawa orang Israel keluar dari Mesir.

Ayat 14, 15
Tempayan itu tidak akan habis sampai Tuhan menurunkan hujan.

Janda tersebut tidak mengetahui Elia adalah seorang nabi yg luar biasa dan hanya melihatnya sebagai seorang yang biasa. Karena, dari cara berpakaiannya, pakaiannya seperti seorang miskin. Tapi janda tersebut memberikan makanan kepada Elia terlebih dahulu. Hanya dengan hal itu, janda tersebut berubah hidupnya.

Terkadang kita membatasi Firman Tuhan dan kita tidak berjalan dengan iman kita.

Saat di Israel, Daud datang menemui kakaknya saat sedang berperang.
Hal ini sama saat orang datang untuk interview. Apakah terlihat bagus atau tidak dari situ.

Bisakah orang itu bekerja atau hanya bisa berbicara saja.

Tetapi, Tuhan mengambil bukan dari fisik, tapi yang di dalamnya.

Banyak pendeta-pendeta yang hebat, tapi di alkitab tertlis ada banyak pendeta palsu.

Hana tidak marah dikatakan “Hai, orang dursila”, tapi malah berkata bahwa Hana sedang mencurahkan masalah kepada Tuhan untuk meminta anak. Imam itu pun menjawab, “Jadilah sesuai dengan imanmu.” Maka, terlahirlah Samuel.

Tuhan berkata, “Siapa yg mendengarkan FirmanKu dan melakukannya, maka seperti seorang yg membangun di atas batu yg kokoh.”

1 Raja-Raja 17:17

Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi. [1 Raja-Raja 17:17 TB]

Dari kemuliaan yang satu, terjadi kemuliaan yg lain.
Ayat 17, anak janda itu sakit parah dan tidak bernafas lagi (meninggal). Pada akhirnya anak itu disembuhkan oleh Tuhan dan janda itu pun melihat kemuliaan Tuhan.

Apakah kita mau hidup dengan meresponi Firman Tuhan?

Roma 10:11

Karena Kitab Suci berkata, “Siapa saja yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” [Roma 10:11 TBR]

Jangan menganggap remeh Firman Tuhan, tapi responilah itu. Hal itu akan menjadi berkat untuk kita.

Apabila janda itu menolak Elia, maka Firman Tuhan telah gagal. Tetapi, hal itu tidak akan pernah terjadi, karena Firman Tuhan adalah Ya dan Amin, harus terjadi.

Kesaksian
Dalam hidup saya, banyak masalah datang bertubi-tubi. Ada seorang yang mendapatkan masalah, sehingga memutuskan untuk rest dalam melayani dan meninggalkan gereja. Akan tetapi, dengan

adanya masalah, seharusnya lebih giatlah di dalam melayani Tuhan dan semakin giat datang kepada rumah Tuhan.
Istri Ayub berkata, “Kutukilah Tuhanmu dan meninggallah.” Ayub berkata, “Engkau perempuan gila, apakah engkau mau yg baik tapi tidak mau yg tidak baik?” Di situ Ayub dibenarkan.

Saat kita menatap masalah, berkatalah, “Terima kasih, Tuhan.”

Ilustrasi
Bagaimana saya tahu di luar mobil suhunya panas? Karena, di dalam mobil ada pengukur thermometer yang memberitahukan saya.
Juga halnya, bagaimana saya tahu bahwa saya sudah membangun iman di atas batu? Jawabannya yaitu, pada saat masalah itu datang.

“Hidup Dalam Firman Tuhan – Pdt. Jimmy Liem”

 

Prophetic Word: Praying in Tongues Will Release Your Destiny

3233321
When you pray in tongues, you will release your kingdom destiny. 
Release Your Destiny (Ep. 40)
I remember when I first started to pray in tongues. I had longed for that gift of prayer.
One day, as I received the baptism of the Holy Spirit, my prayer language instantly manifested. “And they were all filled with the Holy Spirit and began to speak in other tongues, as the Spirit enabled them to speak” (Acts 2:4).
I have heard recently from the Lord to make it a priority and primary focus to be praying in tongues. I was even speaking with some friends who are hearing the same thing from the Lord right now. There is an urgency to pray in tongues and release our heavenly prayer language.
Why is it important to pray in tongues? What are the benefits? The Lord is showing me in this season that as we pray in tongues, our destiny will come forth.
Praying in tongues releases our prophetic destiny. We have an entire prayer language stocked up inside of us, waiting to be prayed out and released. When we pray in the Spirit, we are releasing the perfect will of the Father. Our flesh isn’t involved in what we are praying. We are connecting our spirit to His Spirit to release the manifestation of the kingdom for our lives.
Often we don’t know how to pray effectively and purely for what we need to happen. By praying in tongues, or as some call it, praying in the Spirit, we are yielding our control, will and fleshly tendencies to Him. We are submitting to the very will of God for our lives. We have been given our own will and we can make our own decisions, but it is more beneficial to live a life of submission to the will of the Father.
When you are praying in tongues, take the insights the Holy Spirit reveals to you in those moments to then transition your prayer time to audible praying through declarative prayer. We are not meant to just pray in tongues but to have a balance between praying in the Spirit and praying in our native language.
It is in the times of praying in tongues we can shut our mind down with our agendas and analytical thoughts and allow the Spirit of the Lord to speak to us about what should be prayed and how. It is us co-laboring with the Holy Spirit that will make our prayer time useful and effective (Rom. 8:26).
I’ve been feeling in the spiritual realm that we are in a season of releasing our destinies. I have been conversing with people around the world and numerous believers are feeling unctioned in their spirit to be praying in tongues. There is a sense of urgency and the Holy Spirit is instructing people to increase in their prayer language, to be spending more time praying in the Spirit. The Lord has been revealing to me that by praying in the Spirit, our destinies will release.
However, you can’t pray in the Spirit without the Holy Spirit’s fullness on the inside of you. If you are one of the many Christians desiring to pray in the Spirit, but your prayer language hasn’t come forth, I encourage you to stop right now and stretch out your hands. Speak out audibly and invite the Holy Spirit to come upon you.
I teach more about this in my book, Baptism of Fire and Power (Gifts and Language of the Holy Spirit). God is not a legalist. There aren’t right or wrong words to speak out. However, you could speak out something similar to these phrases:
—Holy Spirit, come upon me. I invite You to fill me till I’m overflowing with the Spirit of the Lord.
—Jesus, I desire to be baptized in the Holy Spirit. I receive the Holy Spirit right now.
—I receive You, Holy Spirit; come upon me in Your fullness with the evidence of speaking in tongues.
Expect Holy Spirit to show up and fill you, and then start praying. If you don’t feel your heavenly language coming up and forth, I suggest beginning by praying out loud in your native language. Praying out loud gets your lips moving, voice box activated and tongue moving. As you begin to pray in your native language out loud, your prayer language will eventually manifest.
Remember the verse from above, “And they were all filled with the Holy Spirit and began to speak in other tongues, as the Spirit enabled them to speak” (Acts 2:4). It says they were filled, which means you, too, can be filled. And that they spoke as the Spirit enabled them. The Spirit will enable you, but sometimes that takes patience, time and belief on our part.
Pray audibly, focus on the Lord and allow your prayer language to come forth.
I want to encourage you to receive and release your prayer language. I am passionate about helping people release their prophetic destinies. I believe the more people walk in their full potential, the more people will be out there changing the world for Christ.
I need you to walk in your prophetic destiny because it is going to take a mass army to change and transform the world. People need Jesus and when you release your destiny, you can assist me in reaching the world for Jesus! Arise! Get in your prayer closet and release your destiny by praying in tongues.
Allow me to disciple you further through my online courses in the prophetic, prayer, inner healing and deliverance available on Charisma Courses at charismacourses.com/collections.
Kathy DeGraw is a prophetic deliverance minister releasing the love and power of God to ignite and activate people, release prophetic destinies and deliver people from the bondage of the enemy. She is the founder of Kathy DeGraw Ministries and Be Love Outreach. Kathy hosts a weekly podcast show called Prophetic Spiritual Warfare on the Charisma Podcast Network. She is the author of several books, including Speak Out, Discerning and Destroying the Works of Satan, Unshackled and Warfare Declarations. You can connect with Kathy on Facebook at facebook.com/kathydegraw/ or visit kathydegrawministries.org/.

Source›Prophetic Word: Praying in Tongues Will Release Your Destiny

Mengampuni

IMG-20170817-WA0049

Banyak orang yang tidak menyadari, ketika dirinya mengingat masa lalu yang buruk seketika roh mereka menjadi padam, hati mereka kembali dipenuhi rasa bersalah, trauma, ataupun dendam, semua itu sesungguhnya merupakan pekerjaan ‘si jahat’ yang senantiasa ingin menarik mereka keluar dari realita hadiratNya yang penuh kedamaian.
Bahkan saat kita juga terus mengenang kesalahan orang lain dan mengingat pengalaman yang mengecewakan dengan orang lain, sesungguhnya itu pun disebabkan oleh karena pekerjaan roh – roh dunia.
Dengan tujuan agar hubungan kita dengan sesama menjadi ‘terganjal’ dan tidak mengekspresikan kasih Bapa terhadap mereka. Bukan berarti kita harus menjadi orang yang ‘lupa ingatan’ dan naif, melainkan menjadi orang yang senantiasa mengalami pekerjaan firman dan Roh tiap hari, dan melihat segala hal dari sisi positif dan berfokus melihat masa depan yang gilang gemilang.
Saya merasa dan mendengar dalam batin: waspadai roh – roh tersebut!! Sebab itu adalah modus operasi yang sangat berbahaya! Dan membuat roh orang percaya seketika menjadi redup!! Kondisi tersebut akan menjadi pijakan (memberi kesempatan pada iblis) untuk ‘bapa segala pendusta’ merusak dan mencetak kehidupan orang percaya menjadi jahat dan sekaligus membawa masuk ke dalam dunia yang kelam dan penuh konflik batin serta senantiasa mengkondisikan kita menjadi korban dari pemikiran – pemikiran (tipu daya) yang diberikan oleh iblis untuk membuat kita gelisah, cemas, ‘negatif thinking’ terhadap orang, dan menjadi pribadi yang tidak utuh (Matius 18:34)
Oleh karenanya kita butuh mengetahui bagaimana caranya mengatasi ‘serangan’ dengan ‘metode’ ini:
1. Ampunilah diri kita sendiri dan ampunilah orang yang bersalah kepada kita dan kasihilah mereka (ada tindakan aktif mengasihi yang kita tunjukkan sehingga ‘gap’ yang terbangun akibat kekecewaan dapat dihancurkan dan mendekatkan mereka alami jamahan kasih Bapa lewat diri kita)
Mengampuni adalah keputusan bukan perasaan, dan mengampuni juga merupakan ekspresi dari kesadaran akan pengampunan yang sudah Yesus berikan kepada kita, sehingga dapat kita alirkan kepada mereka yang membutuhkan jamahan kasih & pengampunanNya. Saat kita bisa mengalami kasih Bapa yang telah mengijinkan segala perkara terjadi untuk maksud mendatangkan kebaikan bagi kita, maka sejak saat itulah kita bisa melihat masa lalu bukan lagi sebagai suatu aib, pengalaman menyakitkan, ataupun peristiwa traumatis. Namun sebagai pengalaman pembelajaran yang membuat kita menjadi pribadi yang matang dan dapat melihat kasih setia Tuhan yang setia saat kita sering tidak setia atau sedang terpuruk. Sehingga sejak saat itulah kita bisa menjadi sarana kasihNya untuk bisa dialirkan ke jiwa – jiwa yang membutuhkan.
2. Aktif berkomunikasi dan berdoa dalam Roh.
Seringkali orang salah memahami tentang doa dalam Roh. Mereka berpikir ini sesuatu yang ‘aneh’ dan janggal atau hanya dianut oleh aliran gereja kharimastik. Padahal ini adalah prinsip kebenaran dan terjadi secara natural layaknya komunikasi anak dan bapa yang sehat ketika seseorang alami baptisan Roh Kudus. Dan komunikasi tersebut menyebabkan manusia rohani kita terbangun. Sebab Roh menyelidiki segala sesuatu yang ada dalam diri Allah sebagai bapa kita, lalu membawa isi hatiNya, pikiranNya, suaraNya, dan berbagai dimensi roh untuk masuk dalam diri kita. Inilah yang menjadi gizi rohani bagi manusia batiniah kita untuk bertumbuh semakin serupa dengan Kristus.
Roma 8:15-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Galatia 4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
1 Korintus 2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
Biasanya apa yang Roh Kudus singkapkan dari penyelidikanNya terhadap isi hati Bapa akan membuat kita dapat melihat masa depan yang gilang gemilang. Dan itu membuat roh kita berkobar – kobar senantiasa. Hal ini juga sangat menolong kita untuk memiliki hubungan yang sehat dengan sesama. Secara otomatis juga kita akan menjadi orang yang bisa menyadari bahwa ada proses pembentukan tangan ilahi dalam diri seseorang, dan membuat kita menyadari bahwa mereka juga mempunyai masa depan yang gilang gemilang di dalam Tuhan.
Sehingga kita bukanlah orang – orang yang memiliki ‘ganjalan’ masa lalu dalam membangun hubungan dengan sesama. Pandangan kita akan senantiasa penuh pengharapan dan sukacita terhadap situasi keadaan maupun orang lain.
Yang perlu kita lakukan adalah memakai apa yang Roh singkapkan dalam batin kita sebagai perenungan, bahan memperkatakan firman, dan bernubuat pada diri sendiri. Hal ini adalah wujud nyata dalam komunikasi kita dengan Bapa di surga. Semakin kita tekun melakukannya, maka Roh akan menuntun kita untuk terus melangkah maju tanpa menoleh ke masa lalu atau pengalaman yang traumatis, melainkan terus menjadikan firman sebagai dasar kehidupan hari ini dan masa depan.
Saya percaya, masa depan kita gilang gemilang dihadapan Tuhan. Tidak peduli seberapa buruk masa lalu kita, hal itu sudah berlalu. Dan oleh anugerah dan belas kasihNya, hal itu tidak akan mempengaruhi masa depan kita. Jadi kita punya kekuatan dan kuasa untuk menaklukkan setiap modus operasi iblis yang ingin memadamkan roh kita dengan mengingatkan kita pada peristiwa – peristiwa traumatis. Saat kita membuka mulut kita untuk terus memperkatakan firman, maka modus iblis akan gagal total. Sebab masa depan yang luar biasa bisa kita masuki sekarang ini dengan cara memperkatakan dan mengimajinasikan firmanNya!!
Seketika, Roh akan membawa kita ke dalam zona bebas dari iblis!! HadiratNya dan firmanNya saja yang akan senantiasa kita rasakan, renungkan, dan alami!! #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)
Mengampuni

Seperti Pada Zaman Nuh dan Zaman Lot

gb1 (1)
Pada suatu hari, Saat Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Yerusalem, orang-orang bertanya kepada-Nya, “Kapan dan apa tandanya Allah datang untuk memerintah di dunia ini?” Lalu Tuhan Yesus menjawab bahwa kedatangan-Nya tidak akan disertai tanda-tanda lahiriah. Namun Tuhan Yesus kemudian memberitahu mereka bahwa pada hari-hari terakhir keadaan manusia akan sama seperti keadaan pada zaman Nuh dan zaman Lot.
“Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.” (Luk 17:26-29) 
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa tidak ada tanda-tanda lahiriah yang dapat menunjukkan kapan waktu kedatangan-Nya yang kedua kali kelak. Tapi kemudian Tuhan Yesus mengatakan bahwa ada tanda yang akan menunjukkan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat, yaitu keadaan manusia akan sama seperti pada zaman Nuh dan pada zaman Lot. Tapi apa yang Tuhan Yesus katakan sama sekali tidak spesifik, sebab Ia mengatakan bahwa pada waktu itu manusia akan makan, minum, kawin dan dikawinkan, membeli, menjual, menanam, dan membangun. Jadi apa maksud Tuhan dengan mengatakan bahwa menjelang kedatangan-Nya manusia akan seperti zaman Nuh dan zaman Lot. Apa yang sebenarnya terjadi pada zaman Nuh dan pada zaman Lot?
MANUSIA ZAMAN NUH, MENGABAIKAN PERINGATAN ALLAH 

ark-of-jesus

Jika kita membaca Kejadian 6, Nuh dipanggil dan diperintahkan Allah untuk membuat sebuah bahtera karena Allah melihat keadaan dunia yang semakin jahat saja (ay. 11-14). Allah hendak menghakimi dunia ini, namun hendak menyelamatkan Nuh, sebab ia didapati hidup tidak bercela dan bergaul karib dengan Allah (ay. 8).

FB_IMG_1582610962686

Sementara itu, seluruh penduduk bumi telah rusak. Mereka akan segera dibinasakan melalui air bah, namun Nuh bersama keluarganya, akan Allah selamatkan melalui bahtera yang akan Nuh bangun. Sungguh dahsyat penghakiman Allah atas dunia ini pada waktu itu. Sebab Allah membuka semua tingkap air yang ada di dunia ini yang mengakibatkan air menutupi seluruh permukaan bumi dan membinasakan semua manusia.
Sebenarnya apa yang dilakukan manusia pada waktu zaman Nuh, sehingga Allah menghakimi mereka dengan keras? Perjanjian Lama hanya menulis 3 hal, yaitu: Hatinya penuh dengan kejahatan (ay. 5), melakukan kekerasan (ay. 11), dan menjalankan hidup yang rusak (ay. 12).
Pada waktu Tuhan Yesus di dunia, Ia memberi tahu murid-murid-Nya bahwa keadaan manusia di akhir zaman itu akan seperti pada zaman Nuh. Sejarah akan terulang. Di akhir zaman, akibat dosa-dosa manusia yang meningkat, Allah akan menghakimi seluruh dunia ini lagi. Itu artinya saat manusia di dunia ini melakukan apa yang manusia pada zaman Nuh lakukan maka itu adalah sebuah peringatan bagi kita bahwa hari penghakiman tersebut sudah dekat. Kedatangan Tuhan Yesus sudah di ambang pintu.
Apakah kita sudah berada di akhir zaman? Apakah hari pernghakiman Allah atas dunia ini sudah dekat? Sepertinya sudah. Sebab jika kita memperhatikan apa yang diperbuat manusia saat ini keadaannya sudah menyerupai apa yang dilakukan manusia pada zaman Nuh. Hati manusia penuh dengan kejahatan semata, kekerasan terjadi dimana-mana, dan perbuatan manusia semakin hari semakin rusak saja. Jika kita melihat berita, tidak pernah sehari pun luput pemberitaan tentang kejahatan manusia. Pembunuhan, perampokan, pelecehan seksual, aksi terorisme, dan sebagainya.
Tapi itu belum hal yang spesifik, sebab sebenarnya masih ada dua pelanggaran lagi yang dilakukan manusia pada zaman Nuh yang tidak dicatat di Perjanjian Lama, dan baru disingkapkan oleh Tuhan Yesus, yaitu:
I. MEREKA MENGABAIKAN PERINGATAN NUH. 
II Ptr 2:5 menyebut Nuh sebagai “pemberita kebenaran”. Karena memang itulah yang dilakukan Nuh setelah ia diperintahkan Allah untuk membuat bahtera. Disela-sela waktunya membuat bahtera, Nuh selalu menyempatkan diri untuk pergi ke teman-temannya, saudara-saudaranya, ke kampung-kampung dan ke kota-kota untuk memperingatkan mereka akan penghakiman Allah yang akan menimpa seluruh dunia ini. Nuh mengingatkan, akibat kejahatan manusia, tidak lama lagi Allah akan menurunkan air bah atau banjir besar yang akan menenggelamkan seluruh permukaan bumi, bahkan banjir ini akan menenggelamkan gunung yang tertinggi sekalipun.
Namun Nuh kemudian melanjutkan peringatannya bahwa barangsiapa bertobat, datang kepada Allah, dan masuk ke dalam bahtera yang sedang dikerjakannya maka ia akan diselamatkan. Nuh melakukan ini dengan sabar, 120 tahun Nuh memperingatkan orang-orang akan penghakiman yang terjadi? Namun apa respon orang-orang mendengar peringatan Nuh? MEREKA MENGABAIKANNYA! Sampai akhirnya bahtera selesai, dan kemudian pintu bahtera ditutup Allah, dan hanya 8 orang saja yang masuk ke dalam bahtera dan diselamatkan. Mereka adalah Nuh, istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya.
Dari sekian banyak penduduk bumi dan dari sekian lama peringatan Nuh disampaikan, mengapa hanya 8 orang saja yang diselamatkan? Itu dikarenakan orang-orang mengabaikan dan menolak Firman Allah. “Dengarlah, hai bumi! Sungguh, ke atas bangsa ini Aku akan mendatangkan malapetaka, akibat dari rancangan-rancangan mereka, sebab mereka tidak memperhatikan perkataan-perkataan-Ku dan menolak pengajaran-Ku.” (Yer 6:19)

gb7

Kita hidup di akhir zaman, dimana kehidupan dunia sekarang itu sama dengan kehidupan pada zaman Nuh. Salah satu kesamaannya adalah dalam hal mengabaikan Firman Allah. Kita hidup di zaman modern maju, dengan tingkat kehidupan dan pendidikan yang tinggi, kemajuan dunia teknologi dan kedokteran, dan kesenangan hidup yang mudah didapat, membuat manusia tidak memerlukan Tuhan lagi, begitu juga Firman-Nya. Gereja ditinggalkan, namun tempat-tempat hiburan penuh sesak. Dosa diagungkan, namun para pemberita Injil dan hamba-hamba Tuhan dicemooh. Bahkan nama Tuhan Yesus diolok-olok, sedangkan artis dipuja-puja. Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan bahwa di hari-hari terakhir keadaan manusia akan sama dengan manusia di zaman Nuh. Mereka sudah tidak perlu lagi mendengar Firman Tuhan. Padahal di dalam Firman Tuhan itulah ada peringatan akan penghakiman atas dunia ini. Dunia modern memang dunia yang mengabaikan hal-hal rohani.

gb6

Dengan perkembangan teknologi, manusia sangat mudah mendapatkan pemuas keinginan daging. Manusia bisa mendapat hiburan 24 jam sehari di layar TV, smartphone, dan komputer. Dan ini sangat menyenangkan sehingga akhirnya manusia melupakan hal-hal rohani dan tidak tertarik lagi pada Firman Tuhan. Tidak ada lagi waktu untuk bersekutu dengan Allah, berdoa, merenungkan Firman Tuhan, dan ibadah. Dengan hiburan yang luar biasa dunia tawarkan seperti film, musik, live streaming, infotainment, berita online, sosial media, dan sebagainya yang bisa didapat 24 jam sehari, membuat ibadah dan hal-hal rohani lainnya menjadi tidak menarik. Keadaan dunia memang sudah seperti zaman Nuh, mereka mengabaikan hal-hal rohani karena telah dibutakan oleh ilah-ilah zaman. Tapi yang lebih parah adalah, ilah-ilah zaman juga sudah menyerap ke dalam Gereja dan telah membutakan banyak orang percaya. Kebobrokan moral dan mengabaikan Firman Tuhan terjadi juga di dalam Gereja.
Anak-anak Tuhan memang masih pergi beribadah ke gereja, namun menuntut gereja menyesuaikan diri dengan zaman, seperti ibadah yang glamor dan lebih bersifat entertaint; mengundang artis dan mendatangkan pembicara-pembicara motivator yang berkhotbah tentang kesusksesan, hidup dalam berkat berkelimpahan, dan pengembangan diri, sebab mereka tidak suka dengan Firman yang keras atau teguran. Jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka mereka akan mengambil smartphone dan mulai berselancar di dunia maya dan mengabaikan ibadah yang sedang mereka ikuti. Dan terakhir, orang-oran ini juga menuntut ibadah yang singkat (dimana ibadah hanya 30 menit atau kurang) agar mereka bisa lebih lama beraktivitas atau pelesiran di hari Minggu. Inilah ciri akhir zaman dan gereja akhir zaman.
Hari-hari ini memang banyak orang percaya datang ke gereja tapi bukan untuk mencari kebenaran melainkan sedang mencari pembenaran atas kehidupan dosa mereka. Mereka hanya mau mendengarkan Firman Tuhan tentang berkat, tapi menolak Firman Tuhan tentang penghakiman. Mereka mau mukjizat, tapi menolak kekudusan. Mereka percaya Yesus, tapi tidak percaya pada api neraka. Mereka mau menerima kasih karunia Allah namun menentang penyangkalan diri dan pikul salib. Mereka percaya Alkitab, tapi menolak teguran-teguran yang ada didalamnya (II Tim 4:3- 4). Dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Sebentar lagi Tuhan Yesus datang! Ada dua hal yang akan terjadi saat Tuhan Yesus datang, pertama Ia akan menyelamatkan mereka yang mendengar-kan dan melakukan Firman Tuhan, namun yang kedua Ia akan menghakimi mereka yang mengabaikan Firman Tuhan. Selagi masih ada kesempatan, patuhilah seluruh Firman Tuhan. Jangan hanya mau firman yang enak-enak, namun menolak Firman-Nya yang bersifat keras atau teguran.
II. MEREKA MAKAN DAN MINUM 
Pada zaman Yesus hidup, Romawi menguasai Israel. Bangsawan-bangsawan Romawi memiliki gaya hidup metropolis, materialistis, dan menganut hedonisme. Mereka menghabiskan waktu untuk makan, minum minum, dan pesta-pora. Pesta makan ini biasanya dimulai sore hari dan berakhir pada tengah malam. Daging babi dimasak dengan berbagai menu, bermacam-macam anggur, hingga makanan-makanan yang aneh ada di pesta tersebut.

gb5 (3)

Mereka bersukacita dan makan minum dengan rakusnya tanpa ada niatan untuk berhenti. Bahkan setelah kenyang, mereka akan tetap ingin makan, sehingga mereka melakukan bulimia nervosa, yaitu muntahkan makanan yang sebelumnya dimakan agar bisa makan makanan yang lainnya. Mereka kemudian berkata “Vemunt ut edant, edant ut vomant” (muntah untuk makan dan makan untuk muntah).
Tidak ada yang salah dengan makan dan minum. Manusia memang membutuh-kan makan dan minum untuk hidup. Yang jadi masalah adalah, seperti yang Tuhan Yesus saksikan pada kehidupan orang-orang Romawi, motivasi makan mereka sudah bukan untuk hidup, melainkan untuk berdosa. Makan yang mengakibatkan dosa adalah, saat seseorang makan apa saja guna memuaskan keinginan dagingnya. Persis seperti yang dilakukan orang-orang pada zaman Romawi dan zaman Nuh, dan akhirnya mereka semua dihukum. Tapi itu belum selesai, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa kelak menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali keadaannya akan sama, sekalipun tidak sama persis, hanya saja diakhir zaman manusia akan kembali berdosa dalam hal makan dan minum.
MENGABAIKAN HAL-HAL ROHANI 
Tidak dapat dipungkiri, kita hidup di zaman hedonisme, yaitu pola pikir yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Termasuk dalam hal makan dan minum. Sehingga kegiatan makan dan minum yang seharusnya merupakan hal biasa dan mulia menjadi hal yang berdosa. Makan dan minum yang seharusnya menjadi penunjang kehidupan, telah menjadi fokus utama kehidupan.
Berikut ini adalah dua hal yang bisa membuat makan dan minum menjadi dosa dan mengalihkan fokus rohani kita:
1. Makan dan minum bukan karena rasa lapar dan haus, melainkan karena ingin memuaskan keinginan daging.
Manusia seharusnya bersyukur untuk makanan yang ada. Pada waktu bangsa Israel di padang gurun, setiap hari Allah mencukupkan kebutuhan makan mereka dengan manna. Makanan ini sebetulnya CUKUP, tapi sebagian bangsa Israel INGIN daging seperti di Mesir. Akhirnya mereka bersungut-sungut dan menangis menginginkan daging (I Kor 10:10-11). Allah sebenarnya mencukupi segala keperluan umat-Nya, termasuk dalam hal makanan dan minuman (Mat 6:31), dan sudah seharusnya kita bersyukur untuk pemeliharaan Allah tersebut. Tapi di zaman sekarang ini hal tersebut menjadi hal yang sulit. Sebab kita hidup di akhir zaman dimana dunia (Mesir) menawarkan gaya hidup hedonisme. Makanan yang ditawarkan memang sangat menarik, bahkan sekalipun tidak bergizi dan bahkan terkadang berbahaya bagi kesehatan, dunia membalut makanan tersebut dalam keindahan, warna yang menarik, dan promosi besar-besaran.
Umat percaya yang hidup di zaman ini memang hidup di masa yang sulit. Sulit bukan karena menghadapi aniaya seperti zaman Gereja mula-mula, melainkan karena hidup di zaman dimana kesenangan-kesenangan dunia ditawarkan secara masif. Iklan, film, hingga sosial media tanpa henti menawarkan berbagai pemuas keinginan daging yang memikat keinginan mata. Jika kita tidak menyadari akan hal ini maka kita akan masuk dalam kehidupan yang Tuhan Yesus peringatkan bahwa itu adalah tanda dari akhir zaman. Wisata kuliner, promo-promo makanan, makanan kekinian, restoran all you can eat, dan sebagainya. Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak seharusnya terpengaruh oleh daya tarik dunia yang akan mengubah fokus utama kita pada Tuhan sehingga merusak hubungan kita dengan Allah. Demikian juga dengan perkembangan internet, smartphone dan aplikasi-aplikasinya telah mengubah cara pandang orang terhadap makan dan minum.
Dengan sebuah smartphone kita bisa mendapatkan informasi dan penawaran apa saja yang sangat memikat hati yang memuaskan keinginan mata. Iklan-iklan yang masuk dalam bentuk pop-up, ungahan foto-foto di sosial media mengenai tempat-tempat indah, tempat-tempat wisata yang menarik, foto barang-barang mewah, kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, dan foto-foto makanan dan minuman yang menggugah selera, sehingga orang makan bukan lagi karena rasa lapar, melainkan karena keinginan. Dan yang terakhir ini sudah memiliki kehidupannya sendiri.
gb3
Orang-orang, termasuk orang percaya, berlomba-lomba menjadi food blogger, mengunggah foto-foto makanan, memanjakan keinginan mata dengan menghabiskan waktu untuk eksplorasi/melihat-lihat food feed di sosial media dan toko online, dan sebagainya. Tanpa disadari kita sudah menjadi foodie (sebutan untuk penggila makanan dan suka membagi foto makanan di sosial media) dan sudah terjebak dalam kehidupan hedonisme dalam hal makan dan minum.
Orang tidak lagi memikirkan biaya yang dikeluarkan untuk membeli makanan, membeli paket data, menghabiskan waktu di depan layar smartphone mencari makanan kekinian, mengunjungi tempattempat makan baru, wisata kuliner bahkan hingga ke kota-kota lain, dan mengabiskan waktu untuk percakapan (chat) tentang rekomen-dasi makanan dan minuman.

gb4 (1)

Mungkin kita bertanya, “masa sih hanya karena makan dan minum kita menjadi berdosa di hadapan Allah?” Fokus utama kehidupan orang percaya seharusnya mempersiapkan diri menjelang hari kedatangan-Nya yang semakin mendekat, bukan berfokus untuk memuaskan keinginan daging. Kehidupan zaman Nuh memang tidak bisa dihindari, itu pasti terjadi, tapi biarlah itu hanya terjadi pada kehidupan orang-orang yang akan binasa. Seperti yang rasul Paulus pernah katakan bagi golongan orang-orang seperti itu, “…Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.” (I Kor 15:32)
Tapi bagi kita yang telah menerima kehidupan dari Kristus, hidup bukan untuk memuaskan kedagingan, tapi untuk memuliakan Kristus. Pepatah mengatakan, “Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan”. Makanan adalah untuk menunjang kehidupan, sedangkan kehidupan kita seharusnya difokuskan untuk memuliakan Tuhan Yesus. Firman Tuhan berkata, “Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.” (Luk 12:23)
Waspadalah! Salah satu tanda akhir zaman yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid-Nya adalah saat orang mulai berfokus pada makan dan minum untuk memuaskan keinginan daging dan keinginan mata.
2. Hanya memikirkan makan dan minum jasmani, tidak pernah lapar dan haus akan makanan dan minuman rohani.
Kehidupan manusia sangat tergantung oleh makanan dan minuman. Tanpa kedua hal tersebut manusia bisa mati. Seperti pada zaman Nuh, Mereka menjalani kehidupan yang normal seperti makan, minum, dan kawin-mengawinkan. Di zaman manapun manusia pasti makan dan minum. Namun yang menjadi masalah adalah saat manusia makan dan minum tanpa memiliki kesadaran akan hal-hal rohani, termasuk kesadaran akan makan makanan rohani dan minum minuman rohani.

gb8

Tubuh manusia terdiri dari tiga bagian, tubuh roh, jiwa dan tubuh jasmani. Dan ketiga-tiganya harus terpelihara hingga kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (I Tes 5:23)
Manusia memang harus makan dan minum dalam rangka memelihara tubuh jasmaninya. Kemudian manusia juga belajar agar jiwanya bertumbuh. Tapi jangan berhenti sampai disitu, sebab tubuh rohani kita juga harus bertumbuh dan terpelihara. Bagaimana tubuh rohani manusia bertumbuh dan terpelihara. Apa makanan roh manusia? Tetapi Yesus menjawab: Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4)

gb9

Tubuh rohani manusia bertumbuh dengan makan makanan rohani yaitu Firman Allah. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa manusia hidup tidak bergantung pada makanan jasmani saja, melainkan juga pada hubungan dengan Allah dan Firman Allah. Milikilah waktu-waktu membaca Firman Tuhan, ibadah, mendengar khotbah, mengikuti kelas-kelas pemahaman Alkitab seperti KOM, membaca buku-buku rohani. dan mulai melatih menyalibkan daging kita dalam hal makan dan minuman dengan berdoa puasa. Orang percaya sudah seharusnya memiliki waktu-waktu khusus berdoa dan berpuasa.
ZAMAN LOT, DOSA PERCABULAN DAN MENGEJAR KEPUASAN-KEPUASAN YANG TIDAK WAJAR 
Jika sepintas saja, dunia yang kita diami terlihat indah dan beradab. Namun tahukah Saudara apa yang terjadi di dunia ini setiap hari? Perhatikan data dari Wikipedia berikut ini:
Ditahun 2016, 95.000 wanita di Amerika diperkosa, Itu artinya 30 wanita di setiap 100.000 penduduk Amerika; Sekitar 650.000 bayi diaborsi, bahkan di 4 negara bagiannya tahun itu aborsi sudah dilegalkan secara hukum, lebih dari 1,5 juta wanita tuna susila aktif. Tapi itu belum semuanya, sebab Amerika ternyata memimpin dunia dalam dosa Sodom dan Gomora yaitu LGBT (Lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Sebagai negara dengan pengaruh media, perfilman, musik, dan teknologi terbesar bagi dunia, Amerika telah mengkampanyekan LGBT bagi dunia. Amerika adalah negara ke-5 dengan jumlah LGBT terbanyak, 1 dari 12 warga Amerika adalah LGBT; California adalah negara bagian paling gay di dunia, yaitu dengan 92.138 pasangan gay; Di Amerika ada sekitar 1,2 juta warganya yang mengidap HIV/AIDS, dan 83% dari mereka adalah orangorang dari golongan LGBT, sedang 8%-nya adalah anak-anak remaja usia 13-24 tahun; sekitar 600.000 orang mati akibat HIV/AIDS.

gb10

MCC atau Metropolitan Community Church adalah gereja Protestan yang berbasis di Los Anggles yang telah memiliki 222 cabang di 37 negara dan didirikan bagi kaum LGBT. Billy Graham pernah mengatakan tentang negaranya, Amerika: “Seandainya Tuhan tidak menghukum Los Angeles, kiranya Tuhan perlu meminta maaf kepada penduduk Sodom dan Gomora yang dihukum karena kenajisannya.” Di lain kesempatan ia juga berkata, “Seperti Sodom dan Gomora tidak bisa luput dari penghukuman, dan seperti Pompeii dan Roma tidak bisa mengelak penghukuman, maka begitu pula dengan Amerika.”
Tapi apakah hanya Amerika yang sedang megalami kemerosotan moral dan seperti Sodom dan Gomora? Tidak! kebobrokan moral terjadi di seluruh dunia! Korea Selatan memiliki 150 wanita tuna susila per 10.000 penduduknya, itu artinya lima kali lebih banyak dari Amerika Serikat; Kongo memiliki 368 wanita tuna susila per 10.000 penduduknya, atau 2 kali lebih banyak dari Korea Selatan; Thailand adalah salah satu negara paling toleran terhadap homoseksualitas. LGBT, sodomi dan pelacuran di Thailand adalah legal secara hukum, bahkan otoritas pariwisata Thailand mempromosikan begaranya sebagai tempat yang ramah gay. Tel Aviv (Israel) dinobatkan adalah kota paling ramah terhadap kaum LGBT. Pernikahan sesama jenis adalah legal di Belgia, Spanyol, Kanada, Afrika Selatan, Norwegia, Belanda, Swedia, Portugal, Islandia, dan Argentina; Belanda adalah negara dengan populasi LGBT terbanyak di dunia, yaitu 1 dari 7 penduduk Belanda adalah LGBT.
Kehancuran moral tidak didominasi lagi oleh negara-negara barat, melainkan sudah menjalar ke seluruh dunia dengan bantuan teknologi, dimana salah satunya adalah Internet. Internet memang mem-bantu kehidupan manusia, melalui internet informasi dapat dengan cepat diterima oleh siapapun, dimanapun, dan kapan pun. Namun perkembangan internet pun memiliki sisi buruk, yaitu dosa dapat tersebar luas tanpa bisa dibendung dan diterima oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Setiap orang yang terhubung dengan internet, dengan mudahnya mendapatkan gambar dan video yang memvisualkan dosa, seperti: Erotisme, sensualisme, kejahatan, kekejian dan yang terahir, LGBT. Yang terjadi di dunia ini memang menyedihkan, tapi itulah akhir zaman.
Kita sedang berada di akhir dari akhir zaman, dimana manusia akan kembali hidup seperti zaman Sodom dan Gomora. “Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” (Yud 1:7) Sejarah berulang. Kebobrokan moral akan mengawali penghakiman. “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Mat 16:27)
Tuhan Yesus akan segera datang. Ia akan menghakimi dunia yang telah berdosa. Tapi Tuhan tidak menghakimi dunia ini tanpa peringatan! Jika Saudara membaca tulisan ini, ini adalah salah satu peringatan yang Ia berikan bagi kita semua. Melalui hamba-hamba-Nya, Firman-Nya, dan melalui Roh Kudus, berulang kali Tuhan telah memperingati manusia agar terhindar dari penghukuman yang akan segera terjadi atas dunia ini.
Tuhan dengan tegas memperingatkan bahwa percabulan adalah dosa. LGBT tidak dibenarkan dalam Alkitab. Para anggota LGBT telah mencari-cari pembenaran di Alkitab untuk perbuatan mereka. Dan mereka mengambil kesimpulan bahwa Tuhan Yesus itu kasih, Ia mengasihi semua orang termasuk mereka yang memiliki penyimpangan orientasi seksual seperti gay dan lesbi. Itu tidak benar! Tuhan Yesus memang mengasihi semua orang, tapi Ia membenci dosa, LGBT adalah dosa! Firman Tuhan berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (I Kor 6:9-10) Tidak ada tempat di Kerajaan Allah bagi orang-orang cabul, penzinah, banci (transgender), dan para pemburit (gay).
Untuk mendapatkan kasih Allah, manusia harus bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka. Sebab Allah itu kudus, barangsiapa ingin hidup bersama-sama dengan Allah, ia harus kudus dan selalu hidup dalam kekudusan. Dan Tuhan Yesus sudah menyediakan pengampunan dosa bagi barangsiapa yang mau datang kepada-Nya, mengakui segala kesalahannya, meminta ampun, dan meninggalkan dosadosanya. Selagi masih ada kesempatan, bertobatlah, sebab hari kedatangan-Nya sudah dekat. Maranatha! PINTU AKAN SEGERA TERTUTUP!
Pada waktu orang-orang pada zaman Nuh tidak juga mau bertobat, mereka tidak menyadari bahwa bahtera terus menerus dikerjakan dan akhirnya selesai dibangun. Sampai akhirnya pintu bahtera tertutup, mungkin mereka masih tidak menyadari. Tapi pada saat hujan turun terus menerus dan banjir mulai naik, maka mereka mulai sadar bahwa penghakiman Allah atas mereka benar-benar terjadi. Tapi itu sudah terlambat, pintu bahtera sudah tertutup, tidak ada kesempatan lagi, kesempatan yang disediakan Allah sudah habis. Mereka yang berada di luar bahtera akan segera meng-alami penghakiman Allah. Firman Tuhan dengan jelas memberi tahu kita bahwa Ia akan datang ketika moral umat manusia telah tenggelam ke titik paling rendah. Pada saat itu, manusia akan melakukan hal-hal yang seharusnya kudus, seperti makan, minum dan seks, menjadi hal yang berdosa. Sebab makan, minum, dan seks telah menjadi fokus utama kehidupan dan dilakukan untuk memuaskan keinginan daging dan keinginan-keinginan yang tidak wajar.
Sampai suatu saat, yaitu saat yang tidak diduga-duga oleh mereka yang melakukan kejahatan, Tuhan Yesus datang di awan-awan bersama orang-orang kudus-Nya untuk menghakimi dunia ini. Seperti Allah menghakimi dunia melalui banjir pada zaman Nuh dan hujan api dan belerang pada waktu zaman Lot, demikian kelak Allah akan menghakimi dunia ini juga dengan sangat dahsyat. Peringatan ini Tuhan Yesus katakan bukan untuk menakut-nakuti manusia, melainkan agar “… semua orang berbalik dan bertobat.” (II Pet 3:9b) dan “… semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Tim 2:4b).
Selagi masih ada kesempatan mari kita keluar dari cara hidup orang-orang dunia yang binasa dan mulailah hidup sesuai dengan Firman Allah dan rencana-Nya. BERJAGA-JAGALAH
Tidak dapat dipungkiri orang Kristen sangat penasaran tentang kapan waktu kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali kelak. Sedikit sekali minat orang Kristen terhadap persekutuan doa, pemahaman Alkitab, atau mendengarkan khotbah tentang kekudusan. Tapi bertolak belakang dengan hal itu, orang Kristen sangat antusias terhadap seminar-seminar akhir zaman. Satu hal yang mereka ingin tahu dari seminar akhir zaman adalah, kapan Tuhan datang?
Berulang kali Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk tidak berspekulasi tentang kapan waktu kedatangan-Nya yang kedua kali. Terakhir, sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Ia berpesan kepada murid murid-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:7-8)
Keluarlah dari cara hidup orang-orang berdosa, berhentilah berfokus pada memuaskan keinginan daging, berhentilah berspekulasi tentang kapan kedatangan-Nya. Tapi berilah tempat tinggal bagi Roh Kudus agar Ia dapat mengajar dan menuntun kita pada kebenaran, sehingga pada akhirnya kita bisa menyelesaikan panggilan kita yang sesungguhnya membawa kabar Injil sampai ke ujung bumi.
Jika kita dipenuhi oleh Roh Kudus, Ia akan menginsafkan kita akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yoh 16:8). 
Itulah mengapa kita harus dipenuhi oleh Roh Kudus, terutama di akhir zaman ini, sebab Roh Kudus akan membantu kita mengerti dan membangkitkan kesadaran akan dosa yang semakin gencar Iblis tawarkan. Sehingga mata rohani kita akan terbuka atas penyesatan, tawaran akan hal-hal kedagingan, tipu muslihat Iblis, dan hal-hal kita anggap sepele namun ternyata bisa membuat kita tidak berkenan dihadapan Allah seperti makan dan minum yang telah kita bahas.
Berjaga-jagalah senantiasa. Kita tidak akan pernah tahu kapan hari kedatangan-Nya tiba. Mari kita minta Roh Kudus masuk dalam hati kita dan untuk menuntun kehidupan kita di akhir zaman yang jahat ini. Dan yang tidak kalah penting adalah, Roh Kudus akan memberi kita keberanian untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dan peringatan akan penghakiman kepada orang lain seperti Nuh lakukan sebelum penghakiman itu turun atas dunia. Tuhan Yesus memberkati. Amin (VS)
Sumber  –Seperti Pada Zaman Nuh dan Zaman Lot

Why Do We Ask God to ‘Create in Me a Clean Heart?’

Cindi McMenamin

Why Do We Ask God to ‘Create in Me a Clean Heart?’

create-in-me (2)

I’m sure you’ve heard the prayer “Create in me a clean heart.” But why do we pray it and what are we really asking God to do?

If God has forgiven our sins – past, present and future – at the moment we repent (Acts 2:38) and confess Jesus as the risen Lord (Romans 10:9), is it really necessary to ask Him to create in us clean hearts?

That prayer (written and sung thousands of years ago, and now a part of Scripture) paints a picture for us of the deep consequences of sin. It shows what true repentance, remorse, and renewal look like.

Where in Scripture Does it Say ‘Create in Me a Clean Heart?’
This prayer, written in the form of a song, is found in Psalm 51:10, but the context of this request gives us greater insight as to why it was prayed.

Israel’s King David—known for his intimacy with God as expressed through many of the Psalms he wrote—experienced a season of sin in which he committed adultery and then murder to cover up his sin.

It’s possible it was a full year or more from the time he first lusted after Bathsheba (a woman who was married to one of David’s “Mighty Men” referenced in 2 Samuel 23:8, 2 Samuel 23:39), to the day he was confronted by a prophet of God for taking another man’s wife and killing that man to cover up his sin (2 Samuel 12:1-9).

Upon realizing the extent to which he had betrayed his God, David penned Psalm 51. It’s a heartfelt prayer, begging for God’s mercy, cleansing, and restoration.

In Psalm 51:10-12, David prayed:

Create in me a clean heart, O God, and renew a right spirit within me. Cast me not away from your presence, and take not your Holy Spirit from me. Restore to me the joy of your salvation, and uphold me with a wiling spirit. (ESV)

Photo Credit: ©Pexels/Kevin Valerio

‘Create in Me a Clean Heart’ Invites a Radical Renewal from God
According to Bible scholars, when David prayed “Create in me a clean heart” he used the same Hebrew verb that is used in Genesis 1:1 for the creation of the world, emphasizing that the kind of radical cleansing he needed could only come from God. David apparently knew the redirection of his desires and thoughts could only come about through the intervention of God, as well.

David began his song by asking God to have mercy on him and blot out his transgressions. In verses 2-3, he prayed: “Wash me thoroughly from my iniquity, and cleanse me from my sin! For I know my transgressions, and my sin is ever before me.”

Although David sinned against Bathsheba, her husband, and David’s other wives, he realized he ultimately sinned against God. Therefore his heartfelt prayer was “Against you, you only have I sinned and done what is evil in your sight…” (Psalm 51:4).

In verses 7-8, he begged God to “Purge me with hyssop, and I shall be clean; wash me, and I shall be whiter than snow. Let me hear joy and gladness; let the bones you have broken rejoice.”

David felt crushed under the conviction of his offenses against God. Then in verses 10-12 he not only asked for a clean heart, but for a renewed spirit, too. He also asked that he not be cast away from God’s presence and that the Holy Spirit not be taken from him.

According to The Ryrie Study Bible, in the Old Testament, the holy spirit was particularly related to service, rather than salvation. Thus, David was asking God not to take away his service as the anointed kind of Israel.

David asked that God restore the joy of his salvation, as he was likely tired of going through the motions and not experiencing the fullness and joy that comes from living uprightly with a clear conscious.

Finally, David asked God to give him a willing spirit to obey. In other words, David was praying “Give me a strong desire to obey so I don’t break Your heart again.”

Why Do We Ask God to ‘Create in Me a Clean Heart?’

NUBUATAN LAHIRNYA GENERASI PEMBUNUH “RAKSASA”

Sampai saat ini kita masih terus mendengar berita-berita bahkan kejadian-kejadian buruk yang terus terjadi dalam dunia ini. Dari berita virus mematikan, bencana, perang yang bisa dikatakan cukup membuat orang-orang bertanya “dimanakah Tuhan”?. Iman orang percaya menjadi lemah, bahkan menjadi ‘frustrasi’ melihat fakta yang terjadi. Intimidasi ‘raksasa pembunuh’ berhasil menghancurkan keyakinan tubuh Kristus di dunia ini.
Tapi tahukah anda bahwa ada sebuah generasi orang percaya yang sama sekali tidak takut kepada intimidasi ‘raksasa’ ini? Sebuah generasi yang hidup dalam kuasa ilahi, memanifestasikan kuasa Kristus untuk menghancurkan ‘raksasa pembunuh’ ini. Itulah anda yang percaya bahwa nubuatan ini pasti terjadi !!!

Untuk mendapatkan rekaman full pesan firman secara utuh mengenai nubuatan “LAHIRNYA GENERASI PEMBUNUH RAKSASA”, anda dapat menghubuingi kami di nomor:
0896 8088 8929
0878 8140 5040

http://www.stevenagustinus.com

TUHAN ITU NYATA & DIA MASIH TERUS BEKERJA

HATI YANG TIDAK MENGERTI ATAU MEMAHAMI KEBENARAN (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 5-selesai)

MERENUNGKAN firman-Nya SIANG DAN MALAM (lihat Yosua 1:8 dan Mazmur 1:2).

Yosua 1:8 (TB) Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

joshua-1-8-2

Mazmur 1:2-3 (TB) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Psalm 1-2 He Delights In The Law Of The Lord gray (3)

HATI YANG TIDAK MENGERTI ATAU MEMAHAMI KEBENARAN (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 5-selesai)
Oleh : Peter B, MA.
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.Matius 13:19 (TB)
Bagaimana sebenarnya seseorang hatinya menjadi seperti yang digambarkan Yesus sebagai serupa dengan tanah di tepi jalan itu? Bagaimana hati yang keras, dipengaruhi perkara-perkara duniawi, yang terbuka lebar bagi pekerjaan iblis dan tidak percaya itu terbentuk?
Yesus memberikan sebuah petunjuk untuk memahaminya.
Yesus berkata bahwa hati yang sedemikian disebabkan karena mereka TIDAK MENGERTI akan firman yang disampaikan kepadanya. Mereka mendengar pesan kebenaran tetapi tidak memahaminya. Mereka gagal menangkap apa yang dimaksud Tuhan bagi mereka.
Kata “mengerti” dari bahasa asli Alkitab memiliki pengertian “menyatukan secara bersama-sama”, Maksudnya, seseorang yang mampu mengerti apa yang disampaikan kepadanya sebenarnya telah berhasil melalui proses mencerna dan menghubung-hubungkan secara tepat potongan-potongan data atau informasi yang sampai kepadanya itu.
Dalam hal seseorang tidak memahami firman kebenaran yang disampaikan kepadanya, pada prinsipnya sebenarnya ia gagal menyatukan setiap detail dari uraian pesan ilahi yang ia peroleh. Itu sebabnya meski ia membaca artikel rohani, mendengar khotbah, mengikuti ibadah, mencoba menyimak pengajaran maupun membaca pesan profetik namun tetap saja ia tidak mampu mencapai pengertian yang seharusnya, yang diperlukannya supaya firman itu masuk ke dalam hatinya lalu mengubahkan hidupnya.
Jadi, ketahuilah satu hal penting ini. Dimana kita gagal memahami maksud Tuhan, di sanalah benih firman itu tidak dapat masuk dalam hati kita dan bertumbuh di sana. Di titik itulah jiwa kita masih tetap dalam cengkeraman kuasa gelap yang akan membawa kita terus tenggelam dalam berbagai perkara dan prinsip duniawi. Pada bagian kehidupan dimana firman Tuhan tidak masuk ke hati kita, di sanalah bagian hati yang keras berada dan karena itu dalam aspek itu, kita masih hidup dalam kehendak manusiawi dan duniawi kita sendiri. (Dan saya menjadi ingin tahu apakah Anda menangkap penjelasan saya di atas itu)
Hal kegagalan menangkap maksud Tuhan ini tidak hanya dialami oleh mereka yang belum pernah mendengar atau yang tidak akrab dengan nama Yesus atau dengan ajaran Kristen. Umat yang menyebut dirinya Kristen pun bisa mengalami hal yang serupa -kalau tidak dikatakan bisa lebih parah lagi. Dan orang-orang semacam ini akan semakin meningkat drastis jumlahnya di akhir zaman. Bukan karena ketiadaan atau miskin akan informasi tetapi justru karena sebaliknya. Mereka gagal paham karena tidak mampu menyatukan informasi yang sangat banyak itu untuk kemudian menemukan kebenaran Tuhan di dalamnya. Kita akan membahas hal ini di uraian selanjutnya.
Mengenai orang-orang seperti ini, Paulus memperingatkan dalam uraiannya yang detail tentang manusia-manusia akhir zaman :yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.
2 Timotius 3:7 (TB)
Bagi orang-orang ini, meski datang ke gereja dan menerima pesan rohani, firman Tuhan tampaknya tetap tidak masuk logika baginya. Itu sekedar menjadi pesan yang hanya didengar beberapa saat lalu lewat begitu saja. Bahkan walaupun pengkhotbah terbaik sekalipun yang menyampaikannya, pikiran mereka tetap tertutup dan apa yang menjadi kehendak Allah tak pernah sampai dalam pengertian mereka.
SEBAB-SEBAB GAGAL PAHAM
Ada berbagai penyebab seseorang menerima suatu pesan namun tidak memahaminya. Kita akan merenungkan beberapa di antaranya.
Keangkuhan atau sikap tinggi hati
Beberapa orang sangatlah meremehkan firman Tuhan. Jangankan perkataan Tuhan, pribadi Tuhan sendiri pun mereka abaikan begitu saja. Tidak ada takut akan Tuhan dalam diri mereka. Mereka merasa tidak membutuhkan Tuhan dalam hidup mereka. Seperti Firaun yang berkata, “Siapa itu Yahweh, aku tidak mengenal-Nya dan mengapa aku harus mendengarkan firman-Nya” (lihat Keluaran 5:2), demikian pula orang-orang yang sudah serta merta menolak apapun nasihat firman yang disampaikan kepadanya. Orang-orang seperti ini menutup hatinya bagi Allah dan kebenaran-Nya namun hatinya terbuka lebar bagi pekerjaan setan-setan.
Kebodohan rohani.
Bodoh rohani tidak sama dengan bodoh pikirannya. Bodoh rohani adalah keadaan dimana seseorang tidak tahu apa-apa tentang hal-hal yang rohani dan ilahi. Seseorang bisa sangat cerdas dalam perkara-perkara duniawi dan dalam pengetahuan tentang suatu bidang keilmuan tetapi ia tetap tidak tahu menahu apapun tentang Tuhan. Hal rohani masih tertutup baginya. Tuhan merupakan sesuatu yang asing baginya. Dalam pikirannya yang tidak mengenal Tuhan, hal-hal rohani itu nonsens adanya
Itu sebabnya, Tuhan menghendaki segera setelah kita percaya, kita segera DIMURIDKAN dan MENJADI MURID, karena hanya murid-muridlah yang akan belajar mengenal Dia dan jalan-jalan-Nya.
Tidak dapat fokus dan selalu teralihkan perhatiannya.
Ada beberapa orang yang tidak pernah menerima kebenaran karena memang ia tidak pernah menyediakan waktu untuk merenungkan pesan kebenaran itu. Mereka terlalu sibuk dengan berbagai urusan. Bisnis, pekerjaan, keluarga, studi, menikmati hiburan dan liburan, hanyut dalam pertemanan dan pergaulan. Mereka ditarik secara terus menerus kepada berbagai aktifitas atau kepada hal-hal yang terjadi di dunia ini -sesuatu yang tampaknya berhasil dilakukan iblis di era informasi sekarang ini. Hari-hari ini, ketika membaca firman kebenaran, kita sering melakukannya tergesa-gesa dan membacanya sepintas lalu. Itu karena keinginan di hati untuk memberikan perhatian pada hal lainnya. Kita SEPERTINYA TAHU DAN PAHAM, tetapi kenyataannya belum tentu demikian karena kebenaran itu belum kita cerna dan pikirkan secara mendalam sampai kepada aspek-aspek praktek hidup sehari-hari kita.
Itulah mengapa sejak ribuan tahun yang lalu, Tuhan memerintahkan supaya kita MERENUNGKAN firman-Nya SIANG DAN MALAM (lihat Yosua 1:8 dan Mazmur 1:2). Tidak sekedar membacanya. Tidak sekedar mendengarnya. Tidak sekedar terinformasi. Tapi menyelami, menyelidiki, mendalami, mengulang-ulang pemikiran demi pemikiran sehingga kita menjadi jelas akan apa yang Tuhan kehendaki ATAS HIDUP KITA SECARA PRIBADI. Dalam perenungan itulah terletak kunci keberhasilan kita dalam berhubungan dan berjalan dengan Tuhan.
Menafsir firman seturut alur pikiran dan hasrat hatinya yang masih penuh keinginan-keinginan duniawi
Gagal paham akan maksud Tuhan dapat dibawa ke tingkat selanjutnya oleh si jahat dengan membuat kita menyalahgunakan firman Tuhan untuk memuaskan hasrat akan hal-hal yang bersifat kedagingan atau ambisi-ambisi demi pencapaian yang bersifat duniawi belaka. Dalam mempelajari hal-hal rohani dari sudut pandang hukum-hukum yang mati semata, lalu dengan hati yang masih belum diubahkan menjadi baru, ketidakmengertian seseorang akan apa yang berasal dari Tuhan bisa dibelokkan oleh kuasa gelap kepada kesesatan yang besar. Kelompok seperti ini kita kenal pada zaman Yesus sebagai ahli-ahli taurat dan orang Farisi. Yang senantiasa berkata mereka menantikan Mesias tetapi Mesias yang sesungguhnya telah datang di hadapan mereka dan mereka tetap tidak mengenali Dia. Oleh karena kebiasaan menafsir hal-hal rohani dengan pemikiran manusia lama, tidak heran apabila kemudian muncul orang-orang yang mengaku bertuhan dan beragama tetapi tidak mengenal Tuhan dan kebenaran-Nya. Mereka gagal paham, sesat pengertian, dan salah jalan sehingga sekalipun mereka belajar tentang hal-hal religius yang disangkanya akan menuntun ke sorga, ujung akhir perjalanan mereka tetaplah kebinasaan.
Penyampaian pesan kebenaran yang kurang jelas, membingungkan, tidak lengkap, yang sukar diaplikasikan lebih lanjut atau karena komunikasi yang buruk
Ketidakmengertian seseorang akan pesan Tuhan mungkin pula diwarnai faktor komunikasi yang kurang baik dari sang penyampai pesan. Meskipun Tuhan bisa memakai siapapun untuk berbicara atas nama-Nya (termasuk keledai sekalipun), penyampaian yang terkesan membosankan, berputar-putar serta bertele-tele dapat menyebabkan orang tak lagi berminat mendengar pesan firman.
Terhambat atau terhalanginya pekerjaan Roh Kudus dalam gereja maupun dalam pemberitaan injil kebenaran
Kuasa Tuhan itu dahsyat dan bekerja secara luar biasa. Meskipun demikian, itu tidak akan bekerja dengan sendirinya. Harus ada pribadi-pribadi yang melepaskan kuasa tersebut di bumi ini. Semasa Yesus hidup, Ia memberikan teladan bagaimana seharusnya seorang hamba Tuhan itu hidup dan berkarya. Tidak heran kuasa dari sorga dilepaskan secara luar biasa, baik dalam manifestasi-manifestasi yang ajaib maupun dalam ketaladanan hidup Kristus yang tak terbantahkan dan tanpa cela. Itu sebabnya pengajaran Yesus begitu disukai dan menempelak, menggoncang jiwa para pendengarnya.
Di masa sekarang Roh Kudus dicurahkan secara luas. Tetapi seberapa banyak yang merindukan Roh itu tercurah dan berkarya secara bebas melawat setiap pendengar firman? Adakah kita hari-hari ini menjadi pribadi-pribadi yang bersinergi dengan Roh Kebenaran itu, yang memimpin banyak orang pada jalan kebenaran ataukah justru kita membatasi atau menghalangi pekerjaan Roh Kudus itu dengan motif-motif pelayanan yang berpusat pada keuntungan diri daripada keuntungan rohani (yaitu pertumbuhan rohani anak-anak Tuhan)?
Jika kita mendapati hati banyak orang menjadi keras, tidak peka terhadap pesan kebenaran, lebih suka membenarkan diri daripada koreksi diri, kerap menonjolkan dan membanggakan hal-hal materi dan duniawi sifatnya, tak dengar-dengaran akan isi hati Tuhan, bukankah ini waktunya untuk mengaku dosa, merendahkan diri dan meminta gelombang kuasa pertobatan dari Roh hikmat dan wahyu itu sehingga orang-orang dicelikkan, menyambut firman Tuhan dan diubahkan hidupnya?
UNTUK INTROSPEKSI DIRI
Sebelum kita mencari-cari di antara jemaat dan sekeliling kita akan siapa yang hatinya keras dan kerap tidak menangkap kebenaran firman, selalu terlebih utama dan yang terbaik apabila kita menjadikan uraian di atas sebagai bahan perenungan untuk menilai diri sendiri.
Renungkan dan akuilah dengan jujur apa adanya di hadapan Tuhan :
Apakah hati Anda serupa tanah yang keras atau yang lembut dan mudah dibentuk? Apakah Anda seorang yang lebih cepat mendengar daripada berkata-kata dan bersikap emosional apabila menerima koreksi firman?
Mereka yang tanah hatinya menerima benih firman selalu merupakan tanah yang gembur dan terbuka bagi penggarapan Tuhan
Seberapa banyak porsi waktu dalam hidup Anda digunakan untuk memikirkan dan merenungkan perkara-perkara rohani daripada yang duniawi? Adakah Anda secara aktif merenungkan tentang kehadiran Tuhan, mencoba terus menyambung komunikasi Anda dengan Dia atau berusaha mencari tahu sudut pandang-Nya dalam segala sesuatu?
Jika mayoritas kehidupan sehari-hari Anda lebih banyak tersita akan hal-hal di bumi ini daripada yang di atas, barangkali sudah waktunya Anda menilik hati Anda dan tak membiarkannya menjadi tanah hati tepi jalan yang menolak kebenaran firman
Jika merenungkan hidup Anda dengan jujur, pengaruh siapakah yang paling dominan mewarnai sikap, tindakan, sudut pandang maupun pengambilan keputusan dalam hidup Anda? Sadarkah Anda bahwa jika Anda tidak mencari dan menyertakan Tuhan untuk memimpin Anda maka pada dasarnya Anda memberikan diri Anda dipengaruhi roh-roh lain yang bekerja di dunia ini?
Ketidaksadaran Anda akan pekerjaan setan yang mungkin telah begitu kuat mempengaruhi hidup Anda, bisa jadi merupakan pertanda bahwa hidup Anda sudah dalam pengaruh atau bahkan cengkeraman kuasa gelap. Sebab hidup tanpa Tuhan dan di luar Tuhan sesungguhnya sama saja dengan membiarkan hati Anda disusupi dan dipengaruhi kuasa kegelapan (lihat Matius 12:43-45)
Yang terakhir, seberapa jauh Anda membuka diri untuk pekerjaan Roh Kudus dan belajar memahami pesan-pesan Tuhan bagi Anda? Adakah Anda menyediakan waktu merenungkan firman Tuhan di sela-sela aktifitas sehari-hari Anda? Adakah Anda membuka hati dan telinga untuk memperoleh hikmat dan penyingkapan dari Tuhan? Seberapa banyak Anda melawan kebodohan dan puas diri rohani dengan rajin mengajukan pertanyaan, bertanya jawab atau berdiskusi serta mencari tahu kebenaran firman yang masih belum jelas atau terang bagi Anda?
Ketertutupan atau sikap apatis terhadap firman dan kerohanian Anda dapat berpotensi membuat Anda selama-lamanya tidak mengenal kebenaran sejati atau tersesat dalam kesalahan rohani yang fatal dengan lebih menjadi seorang yang agamawi daripada yang rohani.
Waspadalah dengan hati yang serupa tanah tepi jalan!
Anda yang masih memiliki hati yang demikian tidak akan beruntung.
Hidup Anda sedang menolak dan melawan Allah sendiri.
Sementara waktu-waktu kehidupan Anda terus bergulir, jangan acuh tak acuh akan jiwa Anda. Mintalah hati yang terbuka bagi Tuhan dan siap menyambut benih firman kebenaran yang berkuasa menyelamatkan dan mengubah hidup Anda itu.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Yakobus 1:21
Salam revival!
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua.
SERIAL PENGAJARAN MENGENAI “PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN” :
HATI YANG KERAS (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 1)
“tanah tepi jalan adalah gambaran dari hati manusia yang keras dan tertutup akan perkara-perkara yang dari Tuhan asalnya.”
HATI YANG TERTUJU PADA KEPENTINGAN-KEPENTINGAN DUNIA (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 2)
“Hati orang yang serupa dengan tanah pinggir jalan telah ditutup terhadap masuknya perkara-perkara rohani karena hatinya hanya disediakan untuk semua yang duniawi.”
HATI YANG TERBUKA LEBAR BAGI PENGARUH KUASA KEGELAPAN (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 3)
“Berhati-hatilah terhadap pekerjaan kuasa kegelapan di hidup Anda.
Itu pertama-tama ditandai dengan sikap apatis, tidak peduli dan muak dengan firman Tuhan. Padahal sesungguhnya firman itulah HAL YANG BERHARGA DAN MULIA YANG SANGGUP MENGUBAH HIDUP ANDA. Sebab jika tidak demikian mengapa iblis bersusah payah mencuri dan menjauhkannya dari Anda?”
HATI YANG BELUM PERCAYA DAN DISELAMATKAN (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 4)
“Sebab jika Anda tidak datang kepada Tuhan dan mulai membuka hati bagi teguran-Nya yang memulihkan, Anda belum termasuk orang yang percaya dan diselamatkan.
Sumber  –HATI YANG TIDAK MENGERTI ATAU MEMAHAMI KEBENARAN (PERUMPAMAAN TANAH PINGGIR JALAN bagian 5-selesai)

 

UJILAH DIRIMU SENDIRI SEKARANG! EXAMINE YOURSELVES NOW!

Tuhan tak beri kita roh kepalsuan tapi roh kudus.

FB_IMG_1582348419919
Lukas 11:9-13 (TB) Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
2 Korintus 13:5 (TB) Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
2 Corinthians 13:5 King James Version (KJV)
Examine yourselves, whether ye be in the faith; prove your own selves. Know ye not your own selves, how that Jesus Christ is in you, except ye be reprobates? 
Sekelompok orang di jemaat Korintus melancarkan serangan terhadap Rasul Paulus. Mereka adalah orang-orang yang sama yang belum bertobat yang Paulus pernah bicarakan sebelumnya. Mereka mengatakan bahwa Paulus lemah dan bukan seorang Rasul yang benar. Mereka seperti beberapa orang yang kita miliki di gereja kita hari ini .
Menghakimi dengan hal-hal yang tampak secara lahiriah adalah kesalahan yang lazim,dan juga merupakan suatu percobaan yang besar bahkan untuk mereka yang intim dengan Allah sekalipun.Nabi Samuel pernah mengalami kesulitan dalam mempelajari hal ini.Mengejutkan memang bahwa setelah ia gagal total dengan Saul,Ia menjadi begitu cepat menilai raja yang lain melalui penampilan fisiknya.Tetapi setelah Allah mengirimnya ke rumah Isai untuk mengurapi seorang pengganti dia terjebak kepada godaan yang sama:
1 Samuel 16:6-7 (TB) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: “Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya.”
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Banyak dari mereka yang “Menonjol dalam  kewibawaan dan menonjol dalam kekuatan ternyata “tidak dapat dikendalikan seperti air”dan lemah di dalam kekuatan rohani.Kekuatan Allah menjadi nyata dalam kelemahan (2 Korintus12:9).”1 Korintus 1:27 (TB) apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.
Bukan kekuatan alami atau kepandaian dan kemahiran sosial yang menjadi syarat-syarat untuk kepimpinan rohani.Kualitas tersebut bahkan bisa menjadi penghalang .Ini bukan untuk menyokong bahwa kita seharusnya hanya mencari mereka yang secara fisik lemah dan lambat di dalam intelektual untuk menjadi pemimpin -pemimpin rohani,tetapi kita tidak seharusnya menilai menurut hal-hal yang di luar,titik!Adalah penting bahwa kita sensitif terhadap Roh Kudus dalam hal siapa yang telah dipilih-Nya.Kemampuan alami tidak dapat menghasilkan buah roh.Dia seringkali memilih yang lemah atau lambat supaya hikmat-Nya yang sempurna dan kuasa-Nya dapat dinyatakan.
Filipi 3:3 (TB) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

 

PENAMPIAN DIMULAI DARI RUMAH TUHAN

1-Agustus-2017-Sesawi-R (1)
Pada akhir zaman Tuhan akan melakukan penampian secara besar-besaran atas seluruh umat manusia, menampi lalang dari gandum, memisahkan kambing dari domba, memperjelas perbedaan antara orang-orang fasik dan orang-orang benar, menjauhkan orang-orang cemar dari orang-orang yang hidup kudus. Dan penampian akan pertama-tama terjadi di dalam rumah-Nya, di dalam gereja-Nya sendiri.
“Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.” (1Petrus 4:17)
Jadi jangan main-main dengan dosa dan hidup terus dalam kecemaran. Selama ini kelihatannya orang yang menghina hadirat Tuhan dan terus menajiskan tempat kudus-Nya tetap hidup tenang tanpa teguran keras dan hidup berdampingan dengan orang-orang kudus. Namun waktunya akan segera tiba yaitu di akhir zaman ini, mereka akan dipisahkan. Orang-orang fasik yang menganggap ringan peringatan-peringatan-Nya akan dicampakkan ke dalam api Murka-Nya yang menyala-nyala.
“…Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Mat 13:39-43)
BAGAIMANA NASIB ORANG YANG “SETENGAH-SETENGAH” ?
Pada beberapa kali acara Seminar Akhir Zaman, ada pertanyaan “bagaimana nasib orang yang setengah-setengah?” Yang dipertanyakan bagaimana nasib orang yang imannya tidak jelas, berada dalam status ‘mengambang’: Mengaku Kristen tetapi sering mencela orang yang berharap pada Tuhan. Tiap minggu pergi ke gereja tetapi tidak bertobat dari sikap dan perbuatannya yang tercela. Penampilan dan gaya bicaranya seperti Pendeta tetapi sifat dan kelakuannya seperti Perampok.
Pada akhir zaman tidak akan ada lagi orang yang setengah-setengah, yang statusnya ‘mengambang’ dan tidak jelas. Yang ada hanya orang benar dan orang fasik, tidak ada yang berada di antaranya. Wahyu pasal 22 ayat 11 menjelaskan hal ini : yang jahat akan terus jahat dan yang cemar akan semakin cemar sementara yang benar akan terus berbuat kebenaran dan yang kudus akan terus menguduskan dirinya. Semua orang akan menjadi jelas apakah dia orang benar ataukah orang fasik yang tidak mau mengenal Kebenaran.
Jadi yang merasa dirinya aman dalam “status quo”: tetap ke gereja tetapi hidup secara duniawi, mengaku Kristen tetapi tetap bersekutu dengan berhala-berhala, beribadah kepada Tuhan tetapi sering menganiaya dan memeras orang lemah, sebaiknya bertobat atau bersiap menerima penghakiman Allah.
PENYAKIT GEREJA DAN ORANG KRISTEN DI AKHIR ZAMAN
Dari kondisi Tujuh Jemaat di akhir zaman yang disingkapkan Kitab Wahyu ada 5 Jemaat yang dicela. Dan dari situ kita dapat mengenali 5 macam sikap pribadi Kristen maupun Gereja sebagai institusi pada akhir zaman ini.
1. MISKIN KASIH (LOVELESS)
Jemaat Efesus yang disebut pertama di Kitab Wahyu hampir tidak ada cacatnya, kecuali satu hal yaitu telah meninggalkan kasih. Dan ini bukan hal kecil di hadapan Tuhan dan dikatakan “betapa dalamnya engkau telah jatuh” (Wah 2:5), mereka harus bertobat dan kembali mengasihi seperti semula.
Banyak pribadi hamba Tuhan atau gereja yang mengalami pelayanan yang besar, secara sekilas seperti tidak kekurangan suatu apapun, tidak ada celanya dan terkesan paling9 benar. Tetapi seperti Jemaat Efesus, mereka telah menjadi miskin kasih. Kelembutan mereka telah berubah menjadi keras oleh tuduhan dan caci maki. Kemurahan mereka telah memudar oleh pahitnya tipu daya dunia. Kehangatan mereka telah sirna membeku oleh terpaan penghianatan dan aniaya.
Orang mungkin memberi “excuse” atau maklum kepada mereka yang telah menjadi besar hampir dalam segala hal, kalau menjadi sedikit kurang dalam hal kasih. Tetapi Tuhan tidak memaklumi hal itu dan berkata jika mereka tidak mengasihi mereka akan kehilangan ‘kaki diannya’: jemaatnya (apa yang Tuhan telah percayakan kepadanya). Artinya Tuhan tidak bisa mempercayakan sesuatu kepada mereka lagi. Mengapa ? Karena dalam Tuhan, segala sesuatu harus dikerjakan dengan kasih, tanpa kasih semua prestasi sebesar apapun menjadi nol besar alias tidak berarti (1 Kor 13:1-3).
2. MEMELIHARA BERHALA (IDOLATRY)
Banyak orang yang mengaku Kristen tetapi berani menyimpan berhala. Baik berupa jimat-jimat maupun benda-benda agamawi dan patung-patung orang suci. Seperti Jemaat Pergamus kesesatan ini justru datang dari guru-guru palsu yang berada di tengah-tengah jemaat Tuhan sendiri. Dengan licin mereka memperdaya umat Tuhan yang tidak memahami Firman Allah dan berkata patung-patung itu untuk menghormati dan memuliakan pribadi yang digambarkannya bukan patung-patung itu sendiri. Padahal semua penyembahan berhala dalam agama-agama kuno juga demikian, mereka bukan menyembah semen atau batunya, tetapi pribadi atau roh-roh yang digambarkan oleh patung-patung dan ukir-ukiran itu.
Patung-patung adalah kekejian bagi Tuhan, artinya Tuhan sangat membenci segala bentuk patung. “Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan tersembunyi.” (Ulangan 27:15)
Jangan memelihara patung-patung dalam rumah, pastilah Murka Tuhan akan menyala-nyala atas keluargamu. Pedang Tuhan akan terarah kepada mereka yang tidak mau bertobat dari ‘bergaul’ dengan berhala-berhala (Wah 2:14-16)
“Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkau pun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.” (Ulangan 7:26)
3. KOMPROMI PADA AJARAN SESAT
Pada akhir zaman ini juga banyak pendeta dan gereja modern yang tidak mengerti sejarah dan tidak memahami Kitab Suci sehingga mereka toleran dan tidak waspada terhadap ajaran gereja yang sesat. Mereka berpikir untuk saling menghormati dan membiarkan imam-imam lain mengajar jemaat mereka seperti terjadi pada Jemaat di Tiatira (Wah 2:20)
Belakangan ada usaha untuk menyatukan umat Tuhan dan gereja-gereja, namun kita harus mewaspadai gerakan ini agar apa yang telah diperjuangkan para martir dan bapa-bapa Reformasi Gereja, yang telah bersusah payah memisahkan umat Tuhan dari kesesatan menjadi sia-sia. Mereka berusaha dengan susah payah mengupayakan pemisahan, orang-orang yang tidak mengerti sejarah dan mengabaikan Firman Allah dengan mudah berkompromi menyatukan kembali.
Karena sikap kompromi ini, jemaat yang sebaik Tiatira sekalipun dapat terperosok dalam berbagai kesukaran. Beberapa anggota jemaat menjadi sakit, dan ada anak-anak yang akan menjadi korban karena kesesatan yang terjadi (Wah 2:23).
4. MATI ROHANI ATAU MENJADI DUNIAWI
Pada akhir zaman banyak orang Kristen dan gereja yang kelihatannya ‘hidup’ tetapi sebenarnya mati rohaninya seperti Jemaat Sardis (Wah 3:1). Kelihatannya seperti orang yang beriman, tetapi pada kenyataannya sangat kuatir dengan kecukupan hidup sehari-hari. Kelihatannya mengejar Kerajaan Allah, tapi dalam hatinya penuh dengan keinginan untuk menjadi kaya dan tamak akan harta. Rajin menyelidiki kitab suci, tetapi tujuannya hanya untuk menyenangkan telinga yang mendengar dan mencari untung (2Kor 2:17).
Banyak Pendeta yang bertekun dalam kesetiaan untuk menyampaikan isi hati Tuhan, tetapi tidak sedikit yang telah ‘melecehkan diri’ menjadi pemuas telinga orang (2Tim 4:3). Mereka berdalih dengan berkata berorientasi kepada jemaat, padahal mencari kesenangan manusia. Mereka tidak lagi menjadi hamba Tuhan, tetapi telah menjadi hamba uang (1 Pet 5:2b). Mereka beribadah kepada Tuhan, tetapi memungkiri kekuatannya (2Tim 3:5). Sebaliknya mereka mengajarkan ibadah buatan sendiri yang nampaknya penuh hikmat tetapi yang sebenarnya tidak ada gunanya (Kol 2:23).
Tidak sedikit orang Kristen dan Pendeta yang terbawa arus dan mengagumi filsafat-filsafat dunia. Bahkan ada di antara mereka yang mengajarkannya dalam gereja-gereja dengan sedikit dikemas dan dibumbui ayat-ayat dari Kitab Suci. Tetapi sesungguhnya ajaran yang mereka kotbahkan adalah adat-istiadat manusia (Mar 7:7-9).
Pribadi dan Gereja seperti Jemaat Sardis ini harus bertobat dan kembali menuruti Firman Allah. Jika tidak mereka akan tertinggal dan tidak turut diangkat, sebab mereka tidak mengasihi Firman Allah dan mereka tidak akan tahu pada waktu mana Tuhan akan datang nanti (Wah 3:3).
5. SUAM & AGAMAWI
Tidak sedikit juga Gereja dan Pribadi Kristen yang hidupnya suam-suam kuku dan sangat agamawi di akhir zaman seperti Jemaat Laodikia. Banyak orang ketika membayangkan arti ‘suam-suam kuku’ adalah tidak bergerak dan tidak bersemangat. Tetapi makna yang dimaksud bukannya tidak ada gerakan atau bukannya tidak bersemangat, tetapi justru banyak aktivitas namun tidak ada ‘rohnya’ alias hanya digerakkan oleh rutinitas dan kewajiban agamawi.
Laodikia bukan jemaat yang tidak bergerak dan pasif, dari pengakuannya di Wahyu pasal 3 ayat 17, nyata bahwa Laodikia adalah jemaat yang yakin diri ‘penuh’ dengan aktivitas dan pelayanan sehingga dikatakan “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa”. Namun Tuhan melihat bukan hanya seberapa banyak aktivitas dan pelayanan, tetapi terutama bagaimana mereka mengerjakan semua itu. Tuhan tidak melihat jumlah kegiatan atau hasil yang dicapai oleh suatu pelayanan, tetapi lebih bagaimana proses mencapai semua itu.
Tuhan menyatakan bahwa Jemaat Laodikia itu: malang, menyedihkan, miskin, buta dan telanjang (Wah 3:17). Apa yang salah dalam proses pelayanan Jemaat Laodikia? Perhatikan di Wahyu pasal 3 ayat 18 ada 3 hal yang menjadi kekurangan mereka: ‘emas yang murni’, ‘pakaian putih’ dan ‘minyak untuk melihat’. Artinya pelayanan harus dikerjakan oleh orang yang benar (emas yang murni=orang yang tahir Mal 3:3), dengan cara yang benar (pakian putih=perbuatan benar Wah 19:8) dan motivasi yang benar (minyak= Roh Kudus memampukan kita melihat pengharapan dalam cahaya Injil yaitu Kemuliaan Kristus supaya jangan dibutakan oleh ilah zaman ini – 2Kor 4;4, yaitu melayani dengan motivasi dunia dan segala kemegahannya Mat 4:8).
Jadi Pelayanan seberapapun besar dan dahsyat dampaknya, hanya menjadi berkat bagi yang menerima, bukan yang melaksanakannya, jika dilakukan dengan cara agamawi seperti Jemaat Laodikia. Orang tidak bisa bermegah dan berlindung dengan cara melakukan banyak pelayanan hebat dan dapat tenang-tenang hidup secara tidak benar.
Orang Kristen jangan berpikir dapat menghalalkan segala cara demi suatu tujuan pelayanan. Jangan berharap dibenarkan karena suatu perbuatan baik bila didasari oleh motivasi yang duniawi dan keuntungan pribadi.
Itu sebabnya dikatakan bahwa pada akhir zaman banyak orang yang mungkin disebut “Pendeta Besar” dan “Hamba Tuhan” yang berkata: “Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu?” akan ditolak Tuhan. Tuhan akan mengusir mereka dan berkata : “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:22-23)
BERTOBAT ATAU DICAMPAKKAN
Ingatlah bahwa waktu menampi akan datang segera, waktu untuk memisahkan akan datang tiba-tiba.
“Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.” (Mat 13:40-42)
Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar kata Roh kepada jemaat-jemaat. Bertobatlah dan berbaliklah kepada Allah. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Sumber ›PENAMPIAN DIMULAI DARI RUMAH TUHAN